Senin, 28 Maret 2011

OMBAK DAN SAMUDERA BAGIAN 1

Cerita Bersambung Bagian. ke-1

1. KENANGAN YANG MEMUKAU
Bali,
Nyoman Bagus, terpaku memandang sebuah foto yang tercantum disebuah jejaring sosial Dimana dia juga terdaftar sebagai anggotanya. Hatinya berdesir, dan jantung pun berdegup lebih kencang  dari biasanya, ya, wajah itu begitu akrab di benaknya. Wajah yang selama ini selalu menghiasi tidurnya.
“Bli Bagus, saya pulang duluan ya” Wayan Oka, salah satu staf di  BE Event Organizer pamitan,
“ Wow! amazing! bagaimana dia bisa begitu mirip dengan Ayu Tirta Bli? matanya menatap terpana ke arah foto.
Nyoman Bagus menghela nafas panjang, “ yaah, mirip sekali, hanya bedanya dia pake jilbab” katanya, wajahnya mendekat ke layar laptop di depannya. dihembuskan  nafasnya dan buru-buru diambilnya botol air mineral yang isinya tinggal setengah itu, lalu meminumnya dengan terburu-buru. Dan dia tersedak.
“Bli harus add dia jadi temanmu, lihat dia begitu simply elegant and gorgeous, betul betul Sober personality” Berondong Wayan Oka bersemangat. Matanya berbinar-binar.
Ada yang seberkas rasa ngilu berdenyut di dalam hati. Nyoman Bagus ,teringat Gusti Ayu Putu Tirtasari, Istrinya yang telah meninggal 19 tahun lalu. Karena kanker rahim yang dideritanya.
“Akh andai saat itu aku punya uang sebanyak sekarang, tentu sudah kubawa berobat  ke luar negeri... tentu sekarang masih mendampingiku membesarkan putera kita satu-satunya. Maafkan aku Isteriku, aku tak bisa memberimu yang terbaik” rintih batinnya, ditatapnya foto  yang tergantung di depan meja kerjanya. Senyumnya begitu lembut dan tatapannya begitu sejuk seperti ada telaga yang dalam di matanya. Mata yang sangat dikaguminya. Dia begitu   sederhana, begitu cantik, dan begitu indah, sungguh kepribadian yang teduh menenangkan
Dialihkannya pandangan ke arah foto di layar, ya sorot mata dan senyumnya begitu mirip dengan isteri yang sangat dicintainya. Mata yang mengundang siapa pun yang memandangnya untuk berenang di telaga yang dalam dan menyejukkan. Dengan  jilbab menutupi rapat rambutnya, dia begitu anggun, begitu indah.
Nyoman Bagus, memencet tombol “Add as Friend”  meskipun dia tak tahu , kapan dia akan mendapat konfirm atas pemintaan teman yang dilayangkannya. 
Toolbar laptop  berkedip dan di page email ada email masuk. Ternyata  email dari salah seorang custumer. dibuka dan dibacanya email itu. Permintaan penyelenggaraan wedding night. Ditulisnya balasan menyatakan kesiapannya untuk menyelenggarakan event  tersebut. Memang di desanya, Bedugul, sering digelar event pernikahan orang bule yang ingin diselenggarakan dengan adat Bali. Tempatnya menggunakan balai - balai style Bali yang ada di Pura keluarga besarnya,  Catering di handle oleh adik iparnya. Pendukung acara menggunakan tenaga lokal, orang-orang di desanya, sehingga mereka bisa juga merasakan uang dari pariwisata. Meja kursi, peralatan catering dan sebagian lampu-lampu, menggunakan milik perusahaan BE Event Organizer. Sementara mesin diesel, disewa dari suplier langganannya. Hampir  semuanya memanfaatkan yang ada di desanya. Pengantin dirias dengan pakaian adat Bali, karena memang sengaja dibuat bernuansakan khas adat istiadat Bali. Kadang-kadang diselenggarakan di rumah yang bentuknya rumah khas Bali, yang terdiri dari beberapa bangunan dalam satu pekarangan, orang bule menyebutnya “house in the house”.  Nyoman Bagus, kembali menatap foto di layar laptopnya. Kata -kata  yang diucapkan Wayan Oka, seakan tak mau hilang dari benaknya. “simply elegant and gorgeous betul-betul sober personality”. Ada keharuan yang tiba-tiba menyeruak tanpa kuasa ditolak.Tiba-tiba wajah  istrinya melintas.
Nyoman Bagus, teringat hari terakhir mereka bersama, sebelum  akhirnya Ayu Tirta  pergi untuk selamanya,meninggalkan dirinya dan Bonny kecil usia dua tahun yang sedang lucu-lucunya, yang celotehan dan tingkahnya selalu membuat keduanya tergelak. Meninggalkan segala kenangan indah yang mereka reguk dalam usia perkawinannya yang singkat. Kebersamaan  yang dinikmati dalam hening, selain suara gemerisik alat yang selang-selangnya menjerat, saat Ayu Tirta meregang  kesakitan pada suatu malam di rumah sakit daerah yang sangat sederhana. Kesedihan yang mereka berdua simpan dan tak tuntas terungkapkan.
Nyoman Bagus mengkhayalkan bisa kembali ke saat itu.  Ingatan akan  Ayu Tirta, langit senja, dan wajah di layar laptop berbaur. Semuanya lebur dan tampak kabur dari mata  tiba-tiba basah oleh air mata.


Bandung
Suasana riuh rendah di sekolah saat istirahat ke satu, anak-anak berkejaran di lapangan, sebagian bergerombol di bangku di bawah pohon di halaman dalam sekolah.
Astuti keluar dari ruang kerjanya, Ruang Bimbingan dan Konseling,  menuju ke ruang guru.
“Selamat pagi, Bu” seorang siswa yang berpapasan dengannya mengucapkan salam.
 Astuti tersenyum seraya menjawab, ” Pagi sayang, Nina cantik banget kamu”.  Pujinya  tulus sambil ditepuk-tepuknya bahu Nina. Astuti berjalan ke ruang guru, senyumnya mengembang pada anak-anak berpapasan dengannya di sepanjang koridor.
“ Tuh geuning1  Bu Astuti, “ Bu Rury yang sedang duduk  tangannya menenteng buku absensi langsung menyambutnya begitu Astuti masuk.
“ Ada apa Bu Rury?”, Astuti mendekati bu Rury lalu duduk dikursi bersebelahan dengan Bu Rury.
“Tingali geurasi Fauzan dah bolos lagi di pelajaran saya, minggu kamari3 nggak masuk, sekarang nggak masuk lagi, di pelajaran saya aja dah empat kali dia alpa.” Tangannya sibuk menunjukkan hari-hari dimana Fauzan bolos.
Diraihnya buku absen dari tangan bu Rury lalu ditelaahnya, Astuti membuka dompet lebar dikeluarkannya bloknote mini dan balpen, lalu mencatat tanggal-tanggal  dimana Fauzan bolos
“ Ya nanti saya tindak lanjuti, nuhun nya 4 Bu”  ditutupnya bloknote itu dan dimasukkan kembali ke dalam dompet lebarnya.
“ Bu Astuti, ada siapa saja di ruang BK5?” Pak Syarif,  wakil kepala sekolah yang menjulurkan kepalanya dari pintu
“ Lengkap Pak, Bu Rina, Bu Sita, Bu Eni, Bu Ima, Pak Dude  juga ada” sahut Astuti, “ada yang perlu dibantu?” sambungnya sambil berdiri dan berjalan menghampiri Pak Syarif
“ Kita mau mengadakan meeting untuk Kegiatan Pesantren Ramadhan”   Pak Syarif memperlihatkan draft proposal untuk kegiatan tahunan setiap bulan Ramadan.
“Mangga, bade nganggo ruang BKPak ? Astuti menawarkan
“Muhun, ambeh laluasa sareng sareungit 7 “ keduanya tersenyum.
“ Akan saya siapkan” Astuti bergegas kembali ke ruang BK
“ Bu Astuti, saya mau home visit ke rumahnya Bayu dulu ya” Bu Rina yang berpapasan di koridor langsung pamitan.
“ OK,” jawabnya singkat, dipercepatnya langkahnya ke ruang BK.
“Bu Sita, kata Pak Syarif kita akan meeting siang ini untuk membahas kegiatan pesantren Ramadan”.  Bu Sita yang tengah mengisi kartu pribadi siswa mengangkat wajahnya.
“Pesantren Ramadan ya, rasanya baru kemarin kita mengadakan pesantren Ramadan, tahu-tahu sudah setahun terlewati. Oh ya tadi Bu Ima pamit pulang duluan, mau Therapy katanya”. Bu Sita menyahut. Astuti menganggukkan kepalanya, sambil menyalakan komputer.
Astuti membuka emailnya, ada lima email masuk semua dari jejaring sosial yang baru sebulan ini diikutinya. Richard dari Kanada, Patrick dari United Kingdom, Badr dan Dr.Khaleed dari Karachi, Pakistan. Semuanya adalah reply dari reply yang telah dikirimkan Astuti atas permintaan pertemanan yang mereka kirimkan. Satu email lagi dari Bagus Eddy. Astuti membukanya, “Hai saya Bagus Eddy, Asli dari Bali “ 
“ini orang minta kenalan tapi nggak memperlihatkan diri, tak ada foto barang secuilpun”. Rutuknya dalam hati. Ada keinginan untuk me-rejectnya, tetapi rasa penasaran membuat dia menerima dan mengirim email balik.
 “ Bu Astuti, kita jadi meeting, di sini saja” Bu Yosi tiba-tiba masuk. Astuti mematikan komputer, dan bergabung dengan  guru-guru calon pengisi pesantren Ramadan.



                              Bersambung................

Kosa kata :

1. itu dia
2. lihat nih
3. kemarin
4. Terima kasih ya
5. Ruang Bimbingan dan Konseling
6. Silakan, akan menggunakan Ruang BK
7.  Iya, biar leluasa dan wangi

Selasa, 15 Maret 2011

Dialog Mencumbu Malam

Mencumbu malam
membawa jiwa terbang di langit kelam
bertemu gemintang penghias malam
adakah yang mau jadi teman menelusuri jalan malam?
sambil berbincang tentang masa silam
yang selama ini tersimpan di ruang tak bertuan
jauh terpendam di relung kalbu terdalam
dan dirangkai jadi puisi kala tengah malam
diantara getar rasa yang tak kuasa ku redam

mengapa tak ada yang menemaniku melewati panjangnya malam?
selain rintik embun dan  dinginnya malam nan kelam
tiada yang aku cumbui menjelang pagi hilangnya kelam
dalam temaram dan heningnya alam
hening dalam kesendirian pagi kan kujelang ...
bersama  harapan yang sempat kugenggam
ku tak tahu sampai kapan digenggam
karena bila terlepas mesti ada rasa yang terhempas tanpa kuasa di redam

lewati malam bersamaku, tak ada yg terhempas, karena tanganmu kugenggam ...
semakin erat kau genggam, geletar rasa di dada kian berdentam
jangan lepaskan karena geletar itu adalah nada menemani kita sepajang malam
adakah cara agar nada nada yang tercipta tiada jadi senjata yang kian dalam terhunjam..?

alirkan ke ragaku dan tiada dia ke tubuhmu menghunjam
meski tak terhunjam, bukankah alirannya kan membawa kita ke relung yang terdalam?
mungkin .. tapi bukankah itu cukup tuk lewati lorong malam
lorong malam yang temaram dan hanya berlentera suram
sebentar lagi pagi kan datang menjemput malam membawa pergi lentera suram
dan gemintang di langit kelam segera sirna berganti siang benderang yang segera datang
yakinkah kau siang yang benderang mencabut kelam dari sukmamu yang ditinggal malam?
jawabannya kan tetap bersemayam di relung hati yang terdalam

kau adalah misteri bagaikan kelam yang menundukkan malam ..
misteri yang kan menyambut pagi berseri dengan segala makna yang dalam    

Minggu, 13 Maret 2011

Cinta Kerena Allah

: nurjeehan in Cinta, Puisi

 by : Nurjeehan ( Blog Mutiata Hati )

Sering aku mendengar kata ini “Cinta”,
Bahkan mungkin sejak masih hingusan.
Tapi kata “Cinta kerana Allah”
Aku baru mendengarnya saat menapaki jinjang kuliah…
Lalu seperti apa “Cinta kerana Allah” itu?
Jika sekarang aku mengatakan
“Sahabatku, aku mencintaimu kerana Allah”,
Apa yang membuatmu mempercayai kata-kataku?
Aku rasa bukan kerana aku menuruti semua mahumu
Dan membiarkan kau melakukan apapun yang kau suka bukan?
Bukan… aku rasa bukan itu…
Maka akan aku katakan “Aku mencintaimu kerana Allah”…
Ketika aku menyayangimu kerana akidahmu …
Ketika aku meluruskanmu kerana tak ingin kau berbelok arah …
Ketika aku mendo’akanmu tanpa kau tahu …
Ketika aku berlapang dada dengan teguranmu …
Ketika aku tersenyum untuk kebahagiaanmu …
Ketika aku menguatkan saat kau mulai terjatuh …
Ketika aku sekuat tenaga tanpa jemu membantumu ..
Ketika sahutan salam menyapa saat kita bertemu …
Ketika aku begitu cepat melupakan kesalahanmu …
Ketika aku membuka lebar-lebar pintu maaf untukmu …
Ketika aku menjaga rahsiamu …
Ketika kita duduk bersama dan pembicaraan kita selalu tertuju untuk kebaikan …
Dan Ketika terkadang aku perlu melepasmu dengan penuh keikhlasan …
Jika Allah yang memintaku untuk mencintaimu…
Dan aku melakukannya, dengan izin Allah dan semoga hanya kerana Allah….
Sahabatku, apa kau juga “mencintaiku kerana Allah”?
Maka aku akan selalu berharap…. dan semoga hanya kerana Allah….
Amin.
Nabi SAW bersabda :
“Doanya seorang muslim untuk saudaranya yang tidak bersamanya pasti dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang menjaganya. Setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya, malaikat itu berkata “Amin”, Dan engkau akan mendapatkan yang serupa.” (Muslim: 48-Kitab adz-Dzikr wad Du’aa’, hlm. 88)
Dalam sebuah hadis qudsi Allah swt berfirman :
“KecintaanKu pasti akan diberikan kepada orang-orang yang saling mencintai keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling mengunjungi keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling memberi keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling menjalin persaudaraan keranaKu” … (Riyadhus Salihin)

Jumat, 11 Maret 2011

Sahabat

sahabat,
mengenang masa lalu, adalah keindahan yang tak pernah usang, kepedihan dan kegembiraan, memiliki batas yang sangat tipis, hampir tak dapat dideteksi, tangis lirih dan senyum samar, menyemarakkan malam-malam sepi yang mencengkam

terima kasih telah menjadi bagian dalam jejak langkah ku mencari bahagia
terima kasih telah menjadi bagian yang tidak akan pernah terlupakan
terima kasih telah menjadi kuntum harapan yang selalu menerangi hidup ku

Best Friend

friend,
remembering the past, is a beauty that was never worn, pain and joy, have a very thin line, barely detectable, crying softly and faint smile, brighten the nights are lonely clutch

thank you have a part in my footsteps to find happiness
thank you for being part of that will never be forgotten
thank you have a bud of hope that always brighten my life


Minggu, 06 Maret 2011

Tips Agar Rumah Tangga Harmonis dan Langgeng

by Handoko Tantra on February 19, 2011

 
Membina keharmonisan rumah tangga memang tidaklah mudah, namun juga tidak sulit asal ada kemauan dari masing-masing pasangan untuk saling berkomitmen menjaga keharmonisan dalam berumah tangga.
Mengapa keharmonisan rumah tangga seringkali mengganggu kehidupan pasangan suami istri? ya…karena tidak lain dan tidak bukan karena ketika berumah tangga, sikap dan karakter masing-masing pasangan akan terlihat semua oleh lawan pasangannya baik itu kebaikannya maupun keburukannya yang pada saat waktu pendekatan atau semasa berpacaran dahulu saling ditutupi dari pasangannya.
Nah…berikut ini ada beberapa tips supaya rumah tangga menjadi harmonis yang disadur dari buku Knot Happy: How Your Marriage Can Be oleh Henry A. Ozirney yang membahas bagaimana menjalani kehidupan dalam pernikahan rumah tangga yang harmonis agar tercapai kebahagiaan dan kelanggengan rumah tangga.
Berikut tips agar rumah tangga harmonis….
  • Bersiaplah untuk berkorban.
Setiap individu yang mengikatkan diri dalam perkawinan mau tak mau harus siap berkorban bagi pasangannya. Kadang dalam masalah kecil saja, dituntut pengorbanan yang besar. Contohnya, Anda baru sampai di pintu rumah dan merasa capek, tapi suami ternyata mengeluh badannya meriang dan minta dikerokin. Tentu niat semula hendak langsung beristirahat harus langsung dikesampingkan. Pengorbanan ini Anda dahulukan karena perhatian pada suami Anda anggap jauh lebih penting daripada rasa capek. Tentu saja pengorbanan semacam ini harus datang dari kedua belah pihak. Bila salah satu bersikap egois, tentu saja dapat menjadi pemicu munculnya perasaan kesal dan diperlakukan tak adil.
  • Tetap punya waktu untuk diri sendiri.
Sangatlah menyenangkan bila Anda memiliki kegiatan atau hobi yang dapat dilakukan bersama. Tapi jangan lupa, Anda juga perlu melakukan sesuatu atau berkegiatan sendiri tanpa didampingi pasangan. Punya waktu sendiri memberi kesempatan Anda untuk berpisah sementara dengan pasangan. Di saat ini, Anda dapat dengan jernih merefleksikan kembali kehidupan cinta Anda berdua. Kemudian melakukan koreksi diri tentang hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan kebahagiaan perkawinan dan menghindari kebosanan karena berduaan terus. Disamping itu, sendirian sejenak dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi seberapa jauh Anda kangen pada pasangan.
  • Memelihara keintiman dan romantisme.
Suami-istri yang sudah cukup lama berumah tangga kadang kurang peduli terhadap hal yang satu ini. Tak ada lagi kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun kerap jadi barang mahal. Padahal kunci hubungan yang sukses adalah melakukan hal-hal kecil yang berharga bagi pasangan. Melalui gerak tubuh, kata-kata penuh cinta dan perhatian kecil, rasa cinta dapat tetap terpelihara. Justru ungkapan emosi yang positif terhadap pasangan menjadi “tabungan” bagi hubungan emosi mereka. Jika “rekening” masing-masing sama besarnya, dijamin hubungan akan tetap berlangsung manis di masa datang. Entah sekadar memberi sekuntum bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis, akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup.
  • Pandai mengatur keuangan keluarga.
Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda perkotaan, adalah untuk mencari nafkah. Artinya, faktor ekonomi tak bisa dianggap remeh. Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah tangga tak ditopang oleh kondisi finansial yang memadai. Mengatur ekonomi keluarga secara benar juga akan memberi rasa aman dan bahagia.
  • Berbagi tugas rumah-tangga dan pengasuhan anak.
Kedua hal ini memberi kesempatan kepada pasangan untuk bekerja sebagai tim yang solid. Kegiatan membereskan rumah dan mengasuh anak dapat menjadi sarana mempererat tali perkawinan.
  • Komunikasi jujur dan terbuka.
Komunikasi merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Banyak suami-istri berkurang intensitas komunikasinya karena terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Padahal bagaimana komunikasi bisa terjalin mulus bila pasangan sudah tak saling menyapa. Jadi, cobalah untuk senantiasa menjaga komunikasi dengan pasangan. Luangkan waktu untuk duduk dan ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari. Sempatkan untuk meneleponnya atau mengirim SMS romantis. Sapaan “selamat pagi” atau “selamat malam” di tempat tidur juga dapat dijadikan ajang berkomunikasi. Intinya, ciptakan komunikasi sehingga masing-masing pribadi merasa dibutuhkan.
  • Jangan memendam masalah.
Sebenarnya ini merupakan bagian dari komunikasi. Namun pada intinya, seperti apa pun perasaan Anda dan pasangan, hendaknya selalu dikomunikasikan. Terutama rasa tidak suka atau yang menyinggung perasaan. Bila Anda malu atau sungkan karena khawatir mendatangkan masalah, sebenarnya Anda justru sedang menyimpan bom yang siap meledak sewaktu-waktu. Rasa marah yang terpendam juga membuat Anda berusaha menghindari satu sama lain tanpa sebab yang pasti. Jadi, serba enggak enak, kan? Makanya akan lebih baik bila setiap kali muncul perasaan marah atau kesal hendaknya dikemukakan saja agar tidak timbul kesalahpahaman yang berlarut-larut. Namun kemukakan kekesalan Anda secara santun dan objektif. Artinya, bila Anda kesal/marah, tunjukkan bahwa Anda hanya ingin dia mengoreksi kelakuannya dan sama sekali bukannya membenci dia sebagai pribadi.
  • Sadarilah Anda berdua adalah pribadi yang berbeda.
Ini bukan hanya dalam waktu singkat lo, tapi berlangsung untuk selamanya. Jadi wajar bila ikatan perkawinan akan selalu diwarnai perselisihan akibat perbedaan. Bukan saja perbedaan pendapat, tapi juga ketidaksetujuan akibat perbedaan-perbedaan yang lain. Pasangan yang gagal dalam perkawinan umumnya menaruh harapan terlalu tinggi bahwa pasangannya akan berubah sesuai keinginan dirinya. Sementara pasangan yang perkawinannya awet umumnya lantaran menyikapi perbedaan demi perbedaan dengan bijak. Perbedaan seyogianya tak harus menghancurkan perkawinan, melainkan justru memperkaya wawasan masing-masing sambil mencari solusi terbaik dengan selalu memprioritaskan kebahagiaan perkawinan.
  • Bersikap spontan.
Kebiasaan positif ini dapat diterapkan kapan saja. Misalnya, ingin menciptakan suasana romantis, mengatur jadwal makan malam di luar, bercinta, saling memuji, memerhatikan dan lain-lain yang sifatnya kejutan. Spontanitas ini bermanfaat untuk menghindari kebosanan dalam perkawinan. Lagi pula siapa sih yang tak suka mendapat kejutan menyenangkan? Yang penting, kejutan tersebut haruslah tulus dan penuh rasa cinta.
  • Selalu mengingat hal-hal terbaik dalam diri pasangan.
Apa saja hal-hal terbaik dalam diri pasangan yang membuat Anda mengambil keputusan untuk menikah dengannya? Selalu mengingat hal-hal terbaik yang dimiliki pasangan akan selalu menuntun Anda pada sejumlah kenangan manis yang tiada habisnya. Selain akan membuatnya merasa berharga di mata Anda. Ingat, hidup perkawinan tak luput dari dinamika hidup. Segalanya bisa saja berubah. Namun alasan mengapa Anda dulu begitu mencintainya akan selalu terpatri dalam lubuk hatinya. Begitu juga sebaliknya, sehingga kedua belah pihak akan selalu bertekad untuk menjaga hal-hal berharga tadi dan mempertahankan perkawinan.
Mulailah terapkan poin-poin diatas satu-persatu dengan konsisten dan komitmen oleh kedua pasangan, maka untuk mencapai kehidupan rumah tangga yang harmonis tidaklah sulit dan pasti terwujud.

Kamis, 03 Maret 2011

Perselisihan Adalah Sebetulnya Kesempatan

Catatan ini saya copas dari statusnya Bpk. Mario Teguh di Facebook

Perselisihan adalah sebetulnya kesempatan
untuk memperdekat hubungan dan bahkan
memperdalam perasaan saling mengasihi.

Tetapi, karena kita belum terlatih dengan baik
dalam memilih sikap dan menata cara dalam
menyelesaikan perselisihan,
kita justru merusak hubungan baik kita
dengan orang lain.

Hati yang baik,
cara berbicara dan membawa diri
yang mengutamakan kebaikan bersama,
akan menyelamatkan Anda

Selasa, 01 Maret 2011

PASSING GRADE SMA/MA NEGERI TAHUN 2010 - 2011


Passing Grade SMA/MA Negeri Bandung Tahun 2010/2011








Inilah hasil akhir rekapitulasi pada proses penerimaan 
peserta didik baru Kota Bandung 2010 yang dilakukan secara online.
















No. Nama Sekolah Cluster Daya Tampung Jml. Pendaftar Nilai Max Nilai Min
1 SMA NEGERI 1  2 305 484 38.9 35.3
2 SMA NEGERI 2  1 310 543 38.9 36.35
3 SMA NEGERI 3  1 70 108 39.15 37.45
4 SMA NEGERI 4  1 264 406 38.35 35.9
5 SMA NEGERI 5 1 103 210 39.15 36.95
6 SMA NEGERI 6 2 236 437 37.9 34.6
7 SMA NEGERI 7 2 274 545 37.3 34.4
8 SMA NEGERI 8 1 342 554 39.1 36.65
9 SMA NEGERI 9 2 278 413 38.25 35
10 SMA NEGERI 10 3 350 579 37.1 33.8
11 SMA NEGERI 11 1 304 591 38.1 35.25
12 SMA NEGERI 12 3 238 319 37.4 34.15
13 SMA NEGERI 13 3 243 285 36.85 33.75
14 SMA NEGERI 14 3 210 374 36.6 34.15
15 SMA NEGERI 15 4 309 337 36.65 33.55
16 SMA NEGERI 16 4 324 293 36.75 32.9
17 SMA NEGERI 17 3 250 495 36.35 33.6
18 SMA NEGERI 18 4 240 253 35.75 33.15
19 SMA NEGERI 19 4 279 235 37.8 33.15
20 SMA NEGERI 20 2 204 342 37.95 35.55
21 SMA NEGERI 21 4 207 136 35.4 32.85
22 SMA NEGERI 22 2 248 401 37.35 35.1
23 SMA NEGERI 23 3 258 482 36.95 33.5
24 SMA NEGERI 24 1 271 428 38.6 34.6
25 SMA NEGERI 25 3 232 405 36.35 33.6
26 SMA NEGERI 26 4 180 182 36.1 31.55
27 SMA NEGERI 27 4 160 86 34.35 31.25
28 M A Negeri 1 3 70 134 35.7 31.35
29 M A Negeri 2 4 306 403 36.7 29.35
























Hasil proses data : 05 Jul 2010 12:36




Pintu Taubat- sebuah renungan

oleh Teti Mardiana pada 02 Maret 2011 jam 9:05
Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan, disadari maupun tidak. Sebagai orang yang beriman, ketika kita menyadari telah berbuat suatu kesalahan, maka kita wajib untuk bertaubat, sebelum kematian datang menjemput kita. karena bila kita tidak bertaubat dan kematian telah lebih dahulu menjemput kita, maka kesalahan itu  dapat berujung pada dosa abadi yang akan berakhir di neraka.
Memang, untuk memperbaiki diri kita mungkin akan bersinggungan dengan perasaan-perasaan, baik perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain yang terlibat dalam masalah kita. mungkin keinginan kita untuk bertaubat itu akan menyakiti hati orang lain, dan bahkan mungkin menyakiti diri kita sendiri. Tetapi hukum Tuhan telah jadi, dan kita seharusnya tunduk dan taat terhadap hukum tersebut.
Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan datang, dan dalam keadaan apa kita akan mati. padahal, sebaik-baiknya kematian adalah kematian pada saat "chusnul khotimah", Kematian ketika kita berada pada puncak keimanan kita. kemudian apabila kita tetap dalam perbuatan dosa, apakah kita akan termasuk "chosnool khoteemah"?
Tuhan tetap membuka pintu" taubat" selama matahari masih terbit dari timur, dan sekarat belum tiba di tenggorokan kita.
"sahabat"  marilah bertaubat sebelum kematian itu mendatangi kita. agar kita tidak menjadi orang yang menyesal, pada hari akhir nanti, hari dimana tidak ada lagi amal, karena yang ada hanyalah " hisaab" hari perhitungan amalan kebaikan dan keburukan yang kita perbuat di dunia yang sangat "fanaa" ini. dunia yang sifatnya sangat sementara, sedangkan keabadian adalah disana, kelak.


setelah apa yang kusampaikan ini, masihkah kita akan merasa marah dan sakit hati?

The door of " Repentance"

As humans, we are not immune from mistakes, realized or not. For those who believe, when we realize have done something wrong, then we are obliged to repent, before death came to pick us up. because if we do not repent and death have first pick us up, then that error can lead to eternal sin which will end up in hell.
Indeed, to improve ourselves we may be touched with the feelings, good feelings of self and feelings of others involved in our problem. perhaps our desire to repent it will really hurt other people, and maybe even hurting ourselves. But the law of God has been so, and we should be submissive and obedient to the law.
We never know when death will come, and under what circumstances we will die. whereas, as well as possible at the time of death is death "chosnool khoteemah", Death when we are at the top of our faith. then if we continue in sin, whether we would include "chosnool khoteemah"?
God remains open door "repentance" for the sun still rises from the east, and the dying has not arrived at our throat.
"Friend" let's repent before death came to us. so we will not be a regret, at the end of the day later, the day when there is no more charitable, because there is only "heesaab" day of reckoning good and evil deeds we do in the world who are very "fanaa" is. world that is very temporary, while immortality is there, someday.


After what I tell it, do we still would feel angry and hurt?