Banyak cara orang untuk memperdaya orang lain, baik langsung maupun melalui media komunikasi, seperti handphone, social network etc. Berbagai modus mereka gunakan, untuk menipu orang lain, seperti, mengirimkan pesan ke handphone calon korban, memberitahukan bahwa suami calon korban mengalami kecelakaan yang sangat parah, dan perlu segera diberi tindakan operasi besar. biasanya calon korban diberi nomor telepon dokter atau kantor polisi, yang tentu saja semua itu palsu, maka ketika korban termakan jebakan itu, dan menelpon ke nomor yang mereka berikan, ( yang sudah dapat dipastikan itu adalah nomor dari komplotan penipu ) maka korban di beri penjelasan tentang kondisi suaminya, yang sangat parah, biasanya korban yang terjebak, karena ingin menyelamatkan suaminya, maka akan menuruti apa yang dikatakan oleh orang yang mengaku sebagai dokter atau polisi tersebut, dan biasanya korban dituntun untuk mengirimkan sejumlah uang ke nomor rekening penipu tersebut, sebagai biaya operasi suaminya. Sehingga tentu saja korban akan kehilangan uang secara sia-sia.
Modus lainnya, adalah terhadap pemasang iklan di surat kabar, misalkan kita akan menjual rumah, dan tentu dalam iklan tersebut akan mencantumkan nomor telepon kita, maka penipu akan mengelabui kita, dengan menelpon atau mengirim pesan, bahwa rumah yang kita iklankan, sudah ada peminat, dan biasanya diberi nomor peminat, ( yang lagi-lagi adalah nomor telepon dari komplotan penipu ) biasanya korban yang terjebak, karena sangat senang akan ada yang membeli rumah yang diiklankan nya, akan segera menghubungi nomor tersebut, dan mereka pura-pura akan mentransfer sejumlah uang sebagai uang mukanya. maka korban akan diarahkan menuju ATM terdekat, dan di sana mereka dengan menggunakan hipnotis, akan menuntun korban untuk menuliskan PIN yang dimiliki nya. sehingga yang terjadi adalah, bukannya menerima transfer uang ke rekeningnya, tetapi yang terjadi adalah, dia sendiri yang secara tidak sadar mengirim uang ke rekening penipu.
Modus lain adalah dengan berpura-pura bahwa dia memiliki sejumlah uang warisan, dan ingin membagikannya kepada orang miskin atau panti asuhan, tetapi dia minta tolong kita untuk mencarikannya, selanjutnya, penipu itu pura-pura akan mentransfer uangnya ke rekening kita, dan yang terjadi lagi-lagi dia mengarahkan kita untuk transfer sejumlah uang ke rekeningnya, tentu saja ini pun melalui hipnotis.
Memang, dalam situasi dan kondisi keuangan yang sulit seperti saat ini, ditambah dengan tidak adanya keimanan di dalam diri, dan kemudahan yang dimilikinya, maka akan mendorong orang untuk melakukan penipuan terhadap orang lain. Maka kita perlu mewaspadainya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.