Selasa, 31 Agustus 2010

Manajemen Operasional (2)

MANAJEMEN OPERASI
Dosen : Prof.Dr.H.Iman Sudirman,Ir,DEA
Sabtu, 26 Juni 2010 s/d 31 Juli 2010
I. STRATEGI OPERASI
Strategi Operasi adalah langkah-langkah global yang harus dilaksanakan dibidang operas dalam usaha mencapai tujuan Perusahaan/organisasi, oleh karena itu maka merumuskan strategi operasi harus melihat komponen-komponen perencanaan secara menyeluruh yaitu:
1. Visi ( Strategi )
Visi adalah cita-cita tentang wujud organisasi/perusahaan dimasa mendatang.
Contoh:
- PT Krakatau Steel memiliki visi ingin menjadi perusahaan baja yang mendominasi pasar ASIA (Dominant Steel Player)
- ITB memiliki visi ingin menjadi perguruan tinggi …. research berbasis global
Fungsi visi dalam sebuah organisasi menjadi focus atau arah dari seluruh anggota organisasi.
Seorang pemimpin harus punya visi untuk mengarahkan bawahannya.
^
2. Misi (mission= raison detre)
Misi adalah fungsi pokok dari sebuah organisasi yang menjadi alasan keberadaan dari organisasi/perusahaan tersebut.
Contoh:
Misi Perguruan Tinggi adalah TRI DARMA PERGURUAN TINGGI ( yaitu Penelitian, Pengajaran dan Pengabdian Masyarakat). Setelah misi ini jelas maka tentukan tujuan.


3. Tujuan
Tujuan adalah kondisi yang ingin dicapai/diciptakan pada masa mendatang
Syarat-syarat tujuan :
a. Tujuan harus terukur (measurable), artinya tujuan itu harus bisa diukur tingkat pencapaiannya.
Contoh:
Seorang Kepala Sekolah menuluskan tujuannya 5 tahun mendatang adalah meningkatkan hasil UN sebesar 95%
b. Tujuan harus realistis, artinya harus sesuai dengan kemampuan untuk mencapainya
Contoh :
- sekolah sekarang tingkat keluluan 80 % ditentukan tujuan tahun yad adalah meningkatkan kelulusan menjadi 95 %
- Sekolah mempunyai guru yang mau belajar dan memilik laboratorium yang cukup
c. Tujuan harus menantang, artinya tujuan harus dapat membangkitkan semangat kerja.
Contoh:
Sekolah ingin meningkatkan hasil UN dari 80% menjadi 95%, bila tujuan ditetapkan 81 % maka itu tidak menantang
d. Tujuan harus punya skala waktu, artinya tujuan harus dikaitkan dengan target waktu pencapaiannya.
Contoh:
Tujuan 5 tahun mendatang,tujuan 1 tahun mendatang, dsb

Tujuan tersebut harus dicapai dengan merumuskan strategi yang tepat.

Strategi adalah kumpulan langkah global untuk mencapai tujuan.
Terdapat 3 tingkatan strategi, yaitu:

1. Strategi Korporasi
Strategi Korporasi yaitu rumusan tentang pengembangan bisnis/usaha dari suatu organisasi dimasa mendatang atau dengan kata lain strategi ini menjelaskan usaha yang dilaksanakan saat sekarang serta bisnis/usaha yang direncanakan akan dilaksanakan pada masa mendatang.
Contoh:
- Sebuah perusahaan sepatu merencanakan pada 3 tahun mendatang akan membuat pabrik ikat pinggang, 5 tahun mendatang akan membuat pabrik aksesoris.
- Pada saat sekarang sebuah perguruan tinggi memiliki 5 fakultas untuk strata S1, 3 tahun mendatang perguruan tinggi tersebut merencanakan mendirikan strata S2 untuk bidang manjemen, 5 tahun kemudian direncanakan dikembangkan program S2 untuk bidang administrasi.
Dari uraian dan contoh diatas maka disimpulkan bahwa strategi korporasi menjelaskan jalur bisnis/usaha yang akan ditempuh oleh perusahaan /organisasi.
Terdapat beberapa macam strategi korporasi, yaitu:
a. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi yaitu strategi yang menjelaskan bahwa akan dilakukan dimasa yang akan datang pengembangan bisnis/usaha yang terkait dengan bisnis yang saat ini dilakukan.
Contoh:
- Sebuah pabrik sepatu merencanakan akan mengembangkan pabrik
penyamakan kulit yang sebagian hasil proguksinya akan digunakan
sebagai bahan baku untuk pabrik sepatu.
- Sebuah SLTA mengembangkan terguruan tinggi

b. Strategi Difersifikasi
Strategi Difersifikasi yaitu strategi yang menjelaskan bisnis/usaha dimasa mendatang yang tidak terkait dengan bisnis yang dilaksanakan saat ini.
Contoh :
- Pabrik sepatu mengembangkan hotel
- Pertamina mengembangkan hotel, rumah sakit


2. Strategi Bisnis

Strategi Bisnis yaitu strategi yang menjelaskan cara bersaing untuk bisnis yang saat ini dilakukan serta bisnis-bisnis yang akan dikembangkan pada masa mendatang.
Pada saat ini terdapat 3 macam Strategi Bisnis

a. Strategi Kepeloporan Harga ( Cost Leadership )
Yaitu bersaing dengan membuat produk atau jasa yang berkualitas memadai tapi dengan harga yang terjangkau.
Contoh:
Pabrik baju yang menjual bajunya di Tanah Abang / Mangga Dua adalah pabrik baju yang menggunakan strategi Cost Leadership karena kualitas baju tersebut memadai dijual dengan harga terjangkau.
b. Strategi Kepeloporan Product ( Product Leadership )
Yaitu bersaing dengan cara membuat produk yang unik dan berkualitas tinggi dengan harga yang mahal.
Contoh:
Pabrik baju yang membuat baju dengan kualitas tinggi (dengan design terkenal, bahan yang mahal, jahitan berkualitas tinggi) tetappi dalam jumlah yang sedikit dan harganya mahal serta dijual di butik-butik terkenal.
c. Strategi Fokus
Yaitu strategi bersaing dengan memfokuskan pruduk/jasanya pada satu segmen market tertentu. Dengan cara ini maka organisasi/perusahaan tersebut dapat membuat produk yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dari segmen yang bersangkutan.
Contoh:
Distro adalah sebuah perusahaan baju yang memfokuskan produknya pada segmen kaula muda.
3. Strategi Fungsional ( FUNCTIONAL STRATEGY)
Strategi Fungsional yaitu strategi yang terkait dengan fungsi-fungsi perusahaan/organisasi.
Pada saat ini terdapat 4 fungsi bisnis, yaitu:
a. Marketing
b. Operasi
c. Keuangan
d. SDM
Dengan demikian terdapat 4 macam Strategi Fungsional, yaitu:
a. Strategi Marketing
b. Strategi Operasi
c. Strategi Keuangan
d. Strategi SDM
Karena mata kuliah ini adalah manajemen operasi maka akan dibahas tentang Strategi Operasi ( poin b)
Strategi Operasi memiliki 4 komponen pokok yaitu:
1. Misi Operasi ( Operation Mision )
Misi Operasi adalah fungsi pokok yang harus dilaksanakan dibidang operasi. Misi Operasi ini harus terkait dengan stratetgi bisnis atau dengan kata lain strategi bisnis harus dijabarkan dalam misi operasi.
Contoh:

- Apabila strategi bisnis adalah Cost Leadership maka misi operasi adalah melaksanakan kegiatan operasi secara efisien serta menghasilkan produk/jasa yang standar dalam jumlah banyak.
(pembuatan dalam jumlah banyak menjadi lebih murah karena harga bahan baku bisa lebih murah, alat juga bisa lebih murah satu alat bisa dipakai untuk jumlah banyak misal alat sablon, alat cetakan dll)

- Jika strategi bisnisnya adalah Produk Leadership maka melakukan misi operasi yang inovatif, fleksibel hingga mampu menghasilkan produk /jasa baru yang unik dan jumlahnya sedikit serta menggunakan bahan dan kegiatan operasi yang berkualitas tinggi. Contoh baju yang dijual di butik dengan designer ternama, jahitan eksklusif.

Kuliah 3 Juli 2010
2. Distinctive Competence
Kemampuan operasi yang membedakannya dengan perusahaan/organisasi yang lain sehingga perusahaan bisa beroperasi lebih baik dari perusahaan lain.
Distinctive competence bisa berupa kemampuan sumber daya, bisa berupa teknologi, merek patent dsb yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Langkah langkah Distinctive competence:
1. Merumuskan atribut kebutuhan konsumen
2. Melakukan survey terhadap konsumen untuk mengetahui persepsi mereka tentang keunggulan dari sekolah pesaing
3. Melakukan perbandingan antara langkah 1 dan 2, untuk melihat Customer Attribute yang belum menjadi keunggulan perusahaan/ sekolah pesaing kemudian menentukan Customer Attribut yang belum menjadi keunggulan sekolah pesaing
4. Memilih customer attribute pada langkah 3 yang dapat dijadikan sebagai distinctive competence.Pemilihan berdasarkan 2 pertimbangan, yaitu: Kemampuan sekolah dan Tingkat kepentingan customer attribute bagi konsumen
5. Membuat program-program agar Distinctive Competence benar-benar terwujud


Tugas tentang merumuskan distinctive competence ( calon soal ujian)
Kelompok sdr diberi tugas untuk merumuskan distinctive competence dari sekolah tempat sdr bekerja. Rumusan distinctive competence harus dilakukan melalui 5 langkah yang telah diterangkan. Pesaing adalah sekolah yang memiliki cluster yang sama. Kelompok sdr cukup mengambil 2 sekolah pesaing.
(dibuat dalam format power point)

3. Operation Objective ( Tujuan Operasi )
Adalah kondisi operasi yang ingin dicapai pada masa mendatang.
Operation objective yang perlu ditentukan harus meliputi 4 bidang :
a. Biaya Operasi ( cost )
b. Kualitas ( Quality )
c. Waktu penyelesaian ( Delivery )
d. Flexibility
a. Biaya operasi ( cost)
Biaya operasi adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan operasi yang ditujukan untuk membuat produk atau jasa.
Contoh : Biaya gaji/upah pegawai yang melaksanakan kegiatan operasi
Tujuan dibidang biaya operasi diarahkan kepada peningkatan efisiensi operasi sehingga terjadi penghematan biaya operasi.
Contoh : biaya operasi di sekolah meliputi gaji guru, biaya peralatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Biaya operasi disekoah harus dibandingkan dengan pendapatan sekolah yang diterima dari siswa / BOS
Sebuah sekolah membutuhkan biaya operasi sebesar 100 juta, penerimaan dari siswa / BOS 150 juta. Maka biaya operasi (100 juta/150 juta) x 100 % = 66 %
Pada 5 tahun mendatang sekolah tersebut menargetkan biaya operasi sebesar 50%, dengan menurunnya persentase berarti kemampuan sekolah untuk berkembang meningkat.
b. Kualitas
Adalah tingkat kualitas dari out put yang dihasilkan seperti :
- % kelulusan
- % lulusan yang diterima di PTN
- Rata-rata nilai UN dll
Contoh : saat ini sekolah memiliki tingkat kelulusan 80 %, 5 tahunmendatang harus mempunyai target 95 %
c. Waktu Penyelesaian
Adalah waktu rata-rata out put bisa dihasilkan di pergruan tinggi
Contoh :
Program S2 dirjen dikti menetapkan bahwa lama studi maksimal untuk S2 adalah 7 semester, misal sebuah PT rata rata lama studinya 6 semester, maka dengan demikian 5 tahun mendatang PT tsb menargetkan lama studi jadi 4 semester.
d. Flexibility
Adalah kemampuan dari sebuah perusahaan / organisasi dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang muncul.
Contoh :
Sebuah sekolah memerlukan waktu 4 bulan untuk menyesuaikan kurikulumnya dan proses belajar mengajarnya dengan kurikulum baru (kurikulum inti) yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan sekolah pesaing mampu menyesuaikan dalam waktu 1 bulan maka sekolah tersebut harus menetapkan target menyesuaikan KBMnya menjadi 2 bulan.

Kuliah 17 Juli 2010
4. Kebijakan Operasi
Kebijakan Operasi adalah rumusan tentang berbagai ketentuan yang dapat menjadi pedoman didalam mengambil keputusan di bidang operasi
Contoh :
Sebuah perusahaan baju mengambil ketentuan bahwa 50 % kegiatan operasi, 50% lainnya dilakukan dengan menggunakan pihak lain ( out sourching)
Sekolah mengambil ketentuan bahwa kegiatan praktikum 50 % dilakukan di sekolah 50% lagi kerjasama dengan pihak lain.
Misal : Bahasa inggris kerja sama dengan LIA

III PERANCANGAN PRODUK DAN PERANCANGAN PROSES ( PRODUCT
DESIGN AND PROCESS DESIGN)
Perancanan produk adalah usaha organisasi untuk merancang produk/jasa baru atau memodifikasi produk / jasa lama
Perancangan Proses ( Process Design )
Dalah usah merancang cara pembuatan produk / jasa yang sudah dirancang
Produk design memiliki arti penting dalam sebuah organisasi karena produk design dapat meningkatkan daya saing seluruh organisasi.
Alasan pentingnya melakukan produk design dan proses design dalam sebuah organisasi adalah sbb :
1. Product / Service Lifecycle
Artinya produk / jasa pada dasarnya mengikuti suatu siklus hidup,mulai dari tidak ada, kemudian diadakan, lalu berkembang dan akhirnya tidak ada lagi.
4 tahapan product lifecycle :
1. tahap introduction (Pengenalan)
2 tahap growth ( pertumbuhan )
3. tahap maturity ( kematangan )
4. tahap decline
Ad.1 Tahap Introduction
Pada tahap ini produk/jasa mulai dikenalkan pada konsumen. Sehingga pada tahap ini permintaan produk/jasa itu masih rendah.
Apabila produk/jasa tsb dapat diterima konsumen maka produk akan memasuki tahap growth (pertumbuhan )
Ad 2. Tahap Growth ( pertumbuhan)
Pada tahap ini terjadi peningkatan permintaan konsumen. Seanjutnya produk akan memasuki tahap maturity ( kematangan)
Ad 3. Tahap maturity (kematangan)
Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya peningkatan jumah permintaan
Ad 4. Tahap decline
Tahap iniditandai dengan menurunnya tingkat permintaan.


Kalau tahap decline dibiarkan maka organisasi akan gulung tikar oleh karena itu maka ketika produk memasiku tahap maturity maka harus dilakukan product design untuk menggantikan produk lama yang akan memasuki masa decline.
Contoh : sepeda kumbang sudah decline maka muncul sepeda gunung dll.
2. Perubahan Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan kensumen pada dasarnya bersifat dinamis ( berubah menurut waktu)
Contoh : pada tahun 50 – 60an konsumen transportasi di Indonesia cukup puas memperoleh jasa transportasi yang dapat membawanya ke tempat tujuan. Sekarang konsumen transportasi membutuhkan jasa transportasi yang nyaman amandan tepat waktu.
Oleh karena itu maka perushaan / organisasi harus terus menerus melakukan perancangan produk/jasa agar supaya prosuk/jasa yang dibuatnya sesuai dengan kebutuhan konsumen.
3. Strategi dalam perancangan produk
terdapat 3 strategi yang dapat digunakan didalam merancang prosuk :
a. Market – pull
b.Technical push
c. interfunctional- view
ad.a. Market – pull
yaitu strategi merancang produk didasarkan kepada kebutuhan konsumen. Strategi ini dimulai dengan melakukan survey pasar untukmengetahui kebutuhan konsumen.
Contoh produk produk yang tergolong kedalam konsumer goods (produk konsumsi) pada umumnya dirancang dengan srategi ini.
Produk shampo yang dapt menghilangkan keombe dirancang berdasarkan survey pasar yang menunjukkan bahwa konsumen merasa terganggu dengan adanya ketombe dikepalanya.
Ad.b. Technical-push
Yaitu strategi yang merancang produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang muncul.
Contoh : HP dikembangkan karena munculnya teknologi tanpa kabel(wireless). Ketika HP pertama kali muncul, berukuran besar dan hanya bisa mentransfer suara. Kemudian muncul teknologi batere kecil yang membuat dimensi HP menjadi berukuran lebi kecil sehingga masuk saku. Kemudian muncul teknologi multimedia yang dapat mentransfer suara, teks dan gambar (foto). Kemudian muncul teknologi komunikasi generasi 3( 3G) yang membuat HP yang bisamentransfer film.
soal latihan :
jelaskan keuntungan dan kerugian dari kedua strategi diatas masing masing cukup satu.
Jawaban :
Marketing Pull
Keuntungan :Produk/jasa yang dirancang dengan strategi Marketing Pull mudah diterima pasar
Kerugiannya :Pesaing dapatmelakukan hal yang sama sehigga dengan strategi ini mempunyai kemungkinan yang kecil untuk menjadi market leader
Technical Push
Keuntungannya : Produk/jasa dapat memiliki keunggulan teknologi sehingga apabila produk/jasa tersebut dapat diterima konsumen maka peluang untuk menjadi market leader cukup besar.
Kerugiannya :strategi ini memerlukan biaya yang ukup besar dan memiliki resiko produk/jasa tidak diterima oleh pasar karena tidak didasari survey pasar


Ad.c.. Strategi Interfunctional View
adalah strategi yang menggabungkan antara strategi Market pull dan Strategi Technikal push dengan cara melakukan survey pasar untuk mengetahui atribut kebutuhan konsumen dan melakukan pengkajian terhadap kemajuan tehnology guna memilih technology yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen

Catatan 25 Juli 2010
LANGKAH –LANGKAH DALAM PRODUK DESIGN DAN PROSES DESIGN
PRODUK DESIGN DAN PROSES DESIGN perlu dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematik seperti tergambar dalam gambar ini.
TAHAP-TAHAP UMUM
CONCEPT DEVELOPMENT

PRODUCT DESIGN PRELIMINARY / PROSES DESGIN


PILOT PRODUCTION PROSTESTING FINAL PROSES DESIGN

1.Concept development dikembangkan ide-ide dasar yang akan dijabarkan dalam rancangan produk
Contoh misalnya produk shampoo yang akan dirancang adalah shampoo yang mudah dibawa serta dapat dihilangkan ketombe. Sumber Ide dasar ini tergantung pada strategi yang digunakan apabila digunakan strategi market pull maka sumber ini berasal dari atribut kebutuhan konsumen yang diperoleh dari survey pasar. Sedangkan apabila strategi yang digunakan adalah strategi technikal push maka ide dapat bersumber dari :
1. Seminar- seminar ilmiah tentang kemajuan teknologi
2. Jurnal-jurnal ilmiah
3. kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian
4. hak paten yang dipublikasikan
Catatan : apabila menggunakan suatu hak paten perlu meminta ijin pada pembeli serta membayar royalty.
2.Produk design
Pada tahap ini ide dasar yang dikembangkan pada tahap sebelumnya dijabarkan menjadi karateristik teknis yang menjadi dasar dalam perancangan produk.
Contoh : ide dasarnya produk harus mudah di bawa dijabarkan menjadi karateristik teknis misalnya berat produk 400 gram .
Dimensi produk’adalah sepuluh x sepuluh cm dijabarkan menjadi rancanagn produk misalnya bahan yang digunakan adalah plastic bentuknya kotak dengan uk : 10 x 10 cm..

Dalam rancangan produk perlu jelas :
1, bentuk produk
2. dimensi produk
3. Bahan yang digunakan
Setelah product design jelas maka kita msuk ketahap pre elementary design pada tahap ini dirumuskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukann, urutan-urutan kegiatan, jenis dan alat yang digunakan serta bahan-bahan yang digunakan .
Tahap berikutnya adalah
3.Pilot Production
Pada tahap ini dibuat produk atau jasa sesuai dengan rancangan produk /jasa dengan menggunakan proses yang telah dirancang pada tahap pre elemanary proses design. Jumlah produk yang dibuat pada tahun jumlahnya kecil dan kemudian produk tersebut melalui 2 macam tes yaitu :
1. Tes teknik, yaitu tes yang ditujukan untuk memeriksa apakah produk yang dibuat telah sesuai dengan spesikasi teknis yeng telah lolos dipasar
2. Tes pasar yaitu memeriksa/ mengetahui apakah produk yang dibuat dapat diterima oleh pasar.
Apabila produk blm bias lolos dari kedua tes diatas maka tahap-tahap perancangan produk dan [proses diulangi, tetapi apabila lolos dari tes tsb maka dilakukan pembekuan dari premilinary proses design menjadi final. Pembakuan tersebut dimaksudkan agar :
1. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan prosess dapat menghasilkan kualitas tsb secara konsisten
2. Process mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak.
Masalah yang timbul dalam penerapan langkah-langkah perancangan produk dan perancangan proses
Didalam praktek langkah-langkah diatas dilaksanakan oleh ketiga pihak nyang berbeda yaitu marketing, engenering, dan produksi. Keterlibatan ketiga pihak tsb sering menimbulkan masalah ketidakharmonisan . yang dapat menyebabkan kegagalan dari pelaksanaan tahap-tahap diatas . masalah ketidakharmonisan tsb disebabkan oleh 2 faktor pokok yaitu :
1. Perbedaan latar belakang pendidikan dari ketiga pihak diatas , marketing pada umumnya memiliki latar belakang pendidikan, social, ekonomi. Sedangkan engenering memiliki latar belakang teknis dan produksi memiliki latar belakang teknis atau manajemen
2. Perbedaan kepentingan marketing memiliki kepentingan untuk meningkatkan penjualan melalui usaha pemenuhan kebutuhan konsumen, engenering memiliki kepentingan membuat rancangan produk yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Sedangkan produksi memiliki kepentingan membuat produk yang berkualitas secara efisien dan efektif. Ketidak harmonisan ketiga pihak diatas bila tdk terselesaikan akan menyebabkan produk yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen.
METODA UNTUK MENGATASI KETIDAKHARMONISAN
Pada dasarnya terdapat dua metoda yang dapat digunalkan dalam mengatasi ketidakharmonisan yaitu :
CROSS FUNCTIONAL PRODUCT DESIGN
Metoda ini dikembangkan dengan suatu asumsi bahwa ketidakharmonisan dapat dipecahkan mealui peningkatan interaksi antara pihak-pihak yang terlibat . Oleh karena itu metoda ini mencoba melibatkan ketiga pihak yang terlibat didalam setiap tahap rancangan produk dan rancangan proses secara skematis metoda ini dapat digambarkan sebagai berikut
MARKETING ENGINEERING OPERATION


mARKETING

ENGINERING

OPERATION






Catatan 31 Juli 2010
Pada gambar grafik diatas terlihat bahwa Marketing, Engeneering dan produksi bekarja sama pada setiap tahap produk design, dengan intensitaas yang berbeda dan peran yang berbeda.
• Pada tahap concept development, Marketing memiliki intensitas keja yang paling tinggi diikuti Engeneering kemudian oleh Produksi.
• Sedangkan pada tahap Product Design , Marketing memiliki intensias yang pling tinggi diikuti oleh Engeneering kemudian oleh Produksi
• Pada tahap Pilot Production, memiliki intensitas yang paling tinggi diikuti oleh Produksi Engeneering kemudian Marketing.
Dari grafik terlihat bahwa kerjasama antara Marketing, Engeneering kemudian Marketing dapat menurunkan tingkat ketidakharmonisan. Karena terjadi komunikasi yang baik antara ketiga pihak tersebut.
Ketiga pihak tersebut dapat Kerjasama dengan baik apabila terdapat rumusan yang jelas dan tegas tentang peran masing-masing pihak pada setiap tahap product design.
Rumusan peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Concept Development
Pada tahap ini Marketing berperan sebagai berikut :
a. melakukan survey pasar untuk mengidentifikasi atribut-atribut kebutuhan konsumen.
b. mengkaji dan memilih atribut yang dapat digunakan sebgagai dasar dalam perancangan .
c. menjelaskan atribut atribut tersebut pada Engeneering dan Produksi
Engeneering pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. memahami penjelasan Marketing tentang customer attribute yang dijadikan dasar perancangan produk
b. memberikan masukan pada Marketing tentang kelayakan teknis dari customer attribute.
Produksi pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. memahami penjelasan dari Marketing tentang Costumer attribute yang dijadikan dasar dalam perancangan produk
b. memberikan masukan pada Marketing tetang kelayakan operasional dan customer attribute

2. Tahap Product Design
Pada Tahap ini Marketing berperan sebagai berikut :
a. menjadi narasumber bagi Marketing dalam merancang produk
b. Memeriksa apakah rancangan yang dibuat telah menjabarkan dengan baik customer attribute yang dipilih oleh Marketing
c. memahami rancangan yang dijelaskan oleh Engeneering.
Engeneering pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. menjabarkan cuastomer attribute krdalam rancangan produk/jasa
b. memberikan penjelasan tentang rancangan yang dibuat kepada Marketing dan Produksi
Produksi pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. memahami penjelasan dari Engeneering tentang rancangan prosuk
b. memberikan masukan pada Engeneering tentang kelayakan oerasional dari rancangan yang telah dibuat
3. Tahap Pilot Production
Pada tahap ini Marketing berperan sebagai berikut :
a. memeriksa apakah produk/jasa yang telah dibuat dapat memenuhi kebutuhan konsumen
b. melakukan test pasar (bisa diterima atau tidak, di pasar)
Engeneering pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. menjadi narasumber bagi produksi dalam proses pembuatan produk/jasa
b. melakukan supervisi (pengawasan) selama proses produksi berjalan
c. bersama sama dengan Produksi melakukan test teknis
Produksi pada tahap ini berperan sebagai berikut :
a. membuat produk/jasa sesuai dengan rancangan produk dan rancangan proses yang telah dibuat
b. bersama dengan Engeneering melakukan test teknis.

Tugas
1. saudara sudah memahami langkah-langkah dalam rancangan produk dan proses . langkah2 tsb dapat diterapkan dalam pendidikan . Kelompok saudara diminta untuk membantu SMK yang memiliki program studi sekretaris. Kelompok saudara harus menerapkan langkah2 diatas (produk design dan proses untuk membantu SMK tersebut dalam meningkatkan daya saingnya (daya saing lulusannya)
2. Saudara sudah mengetahui terdapat 2 strategi yang dapat digunakan dalam rancangan produk yaitu market pull dan tehnical push . Rumuskanlah keuntungan dan kerugian dari kedua strategi tsb (masing-masing cukup satu point).

JAWABAN 2
Marketing Pull
Keuntungan :Produk/jasa yang dirancang dengan strategi Marketing Pull mudah diterima pasar
Kerugiannya :Pesaing dapatmelakukan hal yang sama sehigga dengan strategi ini mempunyai kemungkinan yang kecil untuk menjadi market leader
Technical Push
Keuntungannya : Produk/jasa dapat memiliki keunggulan teknologi sehingga apabila produk/jasa tersebut dapat diterima konsumen maka peluang untuk menjadi market leader cukup besar.
Kerugiannya :strategi ini memerlukan biaya yang ukup besar dan memiliki resiko produk/jasa tidak diterima oleh pasar karena tidak didasari survey pasar.

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER :
1 STRATEGI OPERASI  Merancang Strategi Operasi
2. Berkaitan dengan tema-tema penting dalam Manajemen Operasi serta keterkaitannya
3. berhubungan dengan Produk design:
- Strateginya,
- Langkah-langkahnya
- Masalah-masalahnya.

By: Teti Mardiana;
Special thanks to Diah Uchan & Diah Ima for their email to m

Manajemen Operasional (1)

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI
1. Manajemen Operasi dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mengelola suatu sistem operasi dalam usaha menyediakan produk produk/ jasa secara efesien dan efektif. Sistem Operasi yaitu kumpulan berbagai komponen yang mengolah input menjadi out put yang dibutuhkan konsumen, contohnya, pabrik pupuk memiliki komponen berupa mesin mesin yang mengolah bahan baku seperti gas alam diolah menjadi pupuk urea dan amonia.
2. Manajemen Operasi dapat dipandang pula sebagai usaha untuk mengelola interaksi elemen elemen lain dengan sistem operasi sehingga muncul dampak sinergik yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas suatu sisem operasi. Elemen –elemen lain tersebut dapat berupa elemen internal yaitu elemen elemen yang berada di dalam organisasi misalnya,Keuangan, SDM, Pemasaran dll, dapat pula berupa elemen eksternal yang merupakan elemen elemen yang berada diluar organisasi tetapi memberikan dukungan pada sistem operasi, misalnya, suplier, perusahaan out sourching, distributor dsb.
Elemen eksternal maupun internal memberikan dukungan pada sistem operasi sehingga ini juga perlu dikelola.
3. Manajemen Operasional dapat dipandang pula sebagai usaha untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasi agar supaya tujuan organisasi tercapai dan interaksi dengan elemen elemen pendukung dapat berjalan dengan baik.
Dari ketiga definisi tersebut terdapat kata- kata kunci ( key words ) yaitu Decision making (pengambilan keputusan), dengan kata lain, seorang Manajer Operasi dapat mengelola sistem operasi dengan baik apabila mampu mengambil keputusan ,contoh, kepala sekolah sebagai manajer operasi harus mampu mengambil keputusan.
Keputusan pada dasarnya mengandung resiko. Manajer operasi harus mampu mengambil keputusan dengan memperhitungkan resiko yang muncul. Bila resiko terlalu besar dibandingkan dengan manfaat, maka keputusan jangan dilakukan. Tetapi jika sebaliknya maka perlu berani mengambil keputusan.
Keputusan manajemen operasi meliputi empat pokok :
1.       Keputusan dibidang proses yaitu keputusan tentang cara untuk memproses input menjadi out put. Contoh, pabrik garmen menerima order untuk membuat seratus potong baju, maka manajer operasi harus memutuskan bagaimana cara proses untuk membuat baju tersebut mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.
2.       Keputusan di bidang kualitas yaitu bagaimana memutuskan tingkat kualitas produk / jasa yang perlu dicapai. Pada dasarnya tidak semua produk / jasa harus dibuat dengan tingkat kualitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu Manajer Operasi harus bisa mengambil keputusan tentang tingkat kualitas yang perlu dicapai dengan mempertimbangkan daya beli konsumen. Contoh garmen mendapat pesanan baju yang akan dijual di Pasar Tanah Abang dengan kualitas sedang, karena konsumennya menengah kebawah.
3.       Keputusan di bidang kapasitas, seorang Manajer Operasi perlu memutuskan tingkat kapasitas sistem operasinya agar sistem operasi memiliki kemampuan untuk membuat produk / jasa sesuai dengan tingkat permintaan konsumen. Kapasitas adalah tingkat kemampuan sistem operasi untuk menghasilkan sejumlah produk/jasa. Memutuskan kapasitas harus mempertimbangkan tingkat permintaan konsumen. Kapasitas yang melebihi tingkat permintaan disebut over capacity, akan menimbulkan kerugian  berupa kapasitas menganggur/tidak terpakai. Contoh, hotel yang memiliki seratus kamar berlokasi di Ciparay (sebuah kota kecil di kabupaten Bandung-pen) karena lokasi tidak strategis, maka setiap hari rata rata hanya terisi lima kamar itu juga jam-jam-an. Ini merupakan kerugian karena bagi hotel meskipun tidak terisi tetap  mengelurkan biaya operasional untuk kamar-kamar tersebut. Sebaliknya bila kapasitas berada di bawah tingkat permintaan disebut under capacity  maka akan menimbulkan kerugian berupa hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dan hilangnya nama baik. Contoh, hotel yang memiliki sepuluh kamar berlokasi di Kuningan Jakarta, setiap hari rata rata datang 30 orang tamu, maka terpaksa hotel menolak 20 orang tamu setiap hari. Penolakan tersebut mengakibatkan hotel tersebut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari 20 orang yang ditolak, disamping itu 20 orang yang ditolak terebut akan merasa kecewa dan dapat memberitahukan pada orang lain sehingga nama baik hotel tersebut menjadi turun.
4.       Keputusan di bidang Persediaan (inventory), maksudnya persediaan barang yang dimiliki suatu organisasi untuk menjamin kelancaran operasi. Contoh, Sekolah harus memiliki persediaan alat tulis agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Akan tetapi persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan. Persediaan yang terlalu banyak dapat menimbulkan kerugian berupa biaya bunga, biaya gudang, resiko kehilangan, resiko kehilangan dan sebagainya. Sebaliknya persediaan yang terlalu sedikit dapat menimbulkan gangguan terhadap operasi sehingga harus diputuskan tingkat persediaan yang optimal yaitu persediaan yang dapat menjamin kelancaran operasi tetapi dengan biaya yang minimal.
TEMA-TEMA BARU DALAM MANAJEMEN OPERASI
1.       Manufacturing dan Services
Dalam dunia operasi terdapat dua macam kegiatan operasi:
·         Manufacturing yaitu kegiatan operasi yang menghasilkan produk yang berwujud (tangible) misal pabrik sepatu, pabrik kertas, garment dll.
·         Services yaitu kegiatan operasi yang menghasilkan jasa yang bersifat tidak berwujud (intangible) misal, sekolah, konsultan, jasa transportasi dll.
                Perkembangan dunia bisnis dibagi dalam tiga tahap :
·         Tahap Pertanian 
Pada tahap ini bisnis pertanian merupakan bisnis dominan di dunia, contoh, orang Belanda datang ke Indonesia pada abad 17 dengan alasan mencari rempah rempah.
·         Tahap Manufacturing
Pada tahap pertanian, industri manufacture telah ada dan merupakan industri pengolah hasil pertanian, akan tetapi industri waktu itu menggunakan tenaga alam (manusia, binatang, angin, air dsb)
Contoh, di Belanda banyak terdapat peninggalan berupa kincir angin yang merupakan pabrik pengolah hasil pertanian dengan  tenaga angin.
Pada abd 19 ditemukan mesin uap oleh James Watt, jaman itu dikenal sebagai revolusi industri karena terjadi perubahan yang besar dalam dunia industri berupa terjadinya penggantian tenaga alam dengan tenaga mesin sehingga industri dapat menghasilkan produk industrinya dalam jumlah yang jauh lebih banyak, berbarengan dengan itu negara negara Eropa menjadikan negara jajahannya sebagai pasar dari produk industrinya. Dampak dari perkembangan ini industri berkembang pesat sehingga mendominasi bisnis saat itu mengalahkan pertanian. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang akhir abad 20.
·         Tahap Industri Jasa
Menjelang akhir abad 20 muncul perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi (ICT). Perkembangan ICT mendorong pertumbuhan industri jasa yang sebenarnya sudah ada sejak lama menjadi berkembang pesat dan mulai mendominasi bisnis di negara ngara maju ( Eropa, Amerika, Jepang, Kore dsb) dan mulai menggeser industri manufacturing. Hal ini ditunjukkan dalam data kontribusi industri jasa dalam PDB telah mencapai 60-70% . Pada saat ini kita mengenal beberapa industri jasa yang mendominasi dunia  seperti City Bank, HSBC, Microsoft, dsb.
Perkembangan di atas menuntut Manajer Operasi tidak hanya merperhatikan industri manufactur tetapi juga harus pula meperhatikan industri jasa.

2.       Costumer Focus (fokus pada pelanggan)
Yaitu suatu prinsip yang mendorong organisasi untuk memperhatikan kebutuhan konsumen dan berusaha menciptakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penerapan costumer focus dapat menciptakan daya saing bagi perusahaan melalui produk / jasa yang lebih kompetitif. Hal ini sangat penting pada zaman sekarang karena Indonesia telah menandatangani perjanjian internasional tentang perdagangan bebas misalnya, AFTA, CAFTA, APEC, dsb. Perdagangan bebas tersebut maka indonesia harus menurunkan tarif bea masuk menjadi 0 %, sehingga pasar domestik akan dibanjiri produk/jasa dari luar negeri sehingga pasar domestik akan menjadi pasar yang sangat bersaing. Tetapi sebaliknya pasar bebas dapat pula memberikan peluang kepada perusahaan domestik karena mereka dapat memasuki pasar luar negeri (export) dengan bea masuk 0 %.  Hal  tersebut (pasar domestik yang bersaing dan juga peluang pasar export) hanya dapat diatasi dan dimanfaatkan apabila perusahaan domestik memiliki daya saing tinggi melalui penerapan costumer focus.

3.       Continous Improvement (Perbaikan yang berkesinambungan)
Artinya sebuah organisasi pelu memperbaiki produk dan jasanya terus menerus agar sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan aspek penting karena kebutuhan konsumen bersifat dinamis. Artinya kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan usaha organisasi untuk memonitor perubahan kebutuhan tersebut, serta melakukan perbaikan terhadap produk dan jasa agar selalu sesuaidengan perubahan tersebut.

4.       Integrity (Keterpaduan)
Sistem Operasi tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi harus memperoleh dukungan dari elemen elemen internal organisasi maupun elemen eksternal oraganisasi. Elemen internal organisasi antara lain; Keuangan, Marketing, SDM,dsb. Elemen eksternal antara lain Suplier, sub Kontraktor, Perusahaan out sourching, distributor dsb.
Dukungan internal maupun eksternal harus terpadu dengan sistem operasi agar supaya dukungan tersebut efektif menunjang kelancaran operasi.

5.       Perhatian Pada Lingkungan
Pada masa sekarang masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan. Maka keberadaan sebuah organisasi harus dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya lingkungan dapat dibagi menjadi dua kelompok :
·         Lingkungan Fisik meliputi air (sungai, danau, laut dsb), udara, tanah, suara, temperatur, cahaya dsb.
·         Lingkungan Non Fisik meliputi ; lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, budaya dsb. Keberadaan sebuah organisasi harus dapat menjaga kelestarian lingkungan fisik serta memberi kontribusi positif pada lingkungan non fisik
Kontribusi organisasi pada lingkungan non fisik disebut Corporate Social Responsibility (CSR) yang diwujudkan diantaranya dalam bentuk :
1.       Pengembangan Komunitas ( Comunity Development)
Misalnya : membangun jalan pedesaan,membangun sarana ibadah, membangun MCK dsb.
2.       Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Misalnya : memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, memberikan peluang usaha pada masyarakat sekitar
3.       Pemberdayaan Masyarakat sekitar (empowering)
Misalnya ; memberikan pelatihan kewirausahaan pada masyarakat sekitar, memberikan pelatihan untuk peningkatan ketrampilan masyarakat sekitar agar mereka dapat membuka usaha sendiri
4.       Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat sekitar
Misal : pembangunan sekolah, madrasah, perpustakaan.
6. Globalisasi
 Sekarang Indonesia telah menandatangani perjanjian internasional yang  berhubungan dengan perdagangan bebas. Pada tahun 2010 Indonesia harus menerapkan perjanjian tersebut dengan menurunkan bea masuk menjadi 0 % untuk sejumlah produk tertentu.
Kebijakan ini akan menimbulkan dampak dan peluang sebagai berikut :
·         Dampak
Berupa peningkatan persaingan pada pasar domestik karena produk impor akan masuk ke pasar domestik dengan bea masuk 0%
·         Peluang
Perusahaan dalam negeri memiliki peluang untuk memperluas pasarnya ke pasar internasional dengan bea masuk 0%, ini disebabkan karena perdagangan bebas menganut prinsip keadilan, yaitu apabila Indonesia menurunkan bea masuk menjadi 0% maka negara lain harus menurunkan pula bea masuknya menjadi 0%.
Mengatasi dampak dan memanfaatkan peluang sebagai implikasi dari globalisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya saing perusahaan –perusahaan di Indonesia.

(disarikan dari catatan kuliah Magister Manajemen UNPAS Bandung)
By Teti Mardiana

Etos Kerja (1)

disarikan dari Makalah Cinta Alam Indonesia  (CAI) tahun 2009

Pengertian
Etos keja merupakan himpunan perilaku positif yang lahir sebagai buah dari keyakinan fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja yang integral (terpadu)


Etos merupakan perilaku khas suatu komunitas atau organisasi mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral kode prilaku, sikap-sikap aspirasi-aspirasi keyakinan-keyakinan prinsip-prinsip, standar-standar.

Rincian Etos
Roh keberhasilan dari kerja adalah merupakan hasi akhir dari kombinasi yang saling menguatkan antara kompetensi, karakter, dan kinerja yang dilandasi oleh nilai-nilai komitmen, doktrin dan keyakinan. menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja yang bersumber pada kecerdasan emosional - spiritual. dan dapat diterapkan di semua pekerjaan. (asalkan halal tentunya).


Delapan Etos kerja tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1.  Kerja adalah Rahmat
Apapun pekerjaan kita entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun adalah rahmat dari Allah. Bekerja merupakan sebuah "lantaran" bagi seseorang untuk mendapatkan saluran rezeki, Oleh karena itu bekerja merupakan anugrah yang harus kita terima.
Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita dapat bekerja adalah juga anugrah. sungguh keterlaluan jika kita menerima anugrah itu dengan ogah-ogahan.
Sabda Rosululloh saw:  orang iman yang kuat itu lebih baik dari pada orang iman yang lemah. dan di dalam  sesuatu itu ada kebaikan, pilihlah atas apa-apa yang bermanfaat bagimu, dan minta tolonglah pada Allah, dan janganlah malas. ( Riwayat Muslim ari Abu Hurairoh)

2. Kerja adalah Amanah
Apapun pekerjaan kita, semuanya adalah amanah, mendapat amanah dari pemilik toko, pegawai negeri menerima amanah dari pemerintah, anggota DPR mendapat amanah dari rakyat,pengusaha membawa amanah dari apa-apa yang diusahakannya. Dengan menyadari bahwa kerja adalah amanah maka akan membuat kita bekerja sepenuh hati, dan menjauhi tindakan tercela. seperti penipuan, pemalsuan timbangan, korupsi dalam berbagai bentuknya.

3. Kerja adalah Panggilan
Apapun profesi kita, perawat, guru, penulis, pengusaha, semua adalah dharma (pengabdian). perawat menyandang dharma untuk merawat orang sakit, guru menyandang dharma untuk untuk menyebarkan ilmu kepada muridnya, penulis menyandang Dharma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. petani menyandang dharma sebai peyedia pangan umat manusia.
Apabila pekerjaan disadari sebagai panggilam hari maka kita bisa berucap pada diri sendiri "I am doing my best"



(bersambung..........)




Senin, 30 Agustus 2010

Tips Merawat Kompor Gas

Berikut ini tips merawat kompor gas agar awet dan tahan lama.

  1. pastikan selang gas jauh dari permukaan yang panas, tidak pada posisi tertekuk dan permukaan luar selang tidak retak-retak yang memungkinkan terjadinya kebocoran.
  2. bersihkan lubang kompor tempat keluarnya gas secara rutin. caranya dengan menusuk ubang dengan jarum atau sikat supaya kotoran yang melekat didalam lubang terlepas. kotoran yang menghalangi keluarnya gas dapat menyebabkan api menjadi merah
  3. cucilah bagian-bagian kompor yang dilapisi enamel atau krom dengan air sabun hangat atau deterjent yang non abrasif. setelah betul-betul kering baru dapat dipasangkan kembali
  4. jangan sekali-kali menyalakan api jika tidak ada alat masak terpasang di atasnya, karena dapat menimbulkan bau gas.
  5.  bersihkan kompor gas dengan lap kering setiap selesai dipergunakan.
Kompor anda terawat, anda selamat dan hemat.
selamat menggunakan kompor gas yang terawat.

Salam

LAILATUL QODR




1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan 
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

(Q.S. Al Qodr 1-5)

Tak terasa bulan Ramadhan telah 20 hari berlalu, dan semalam dimulailah kegiatan mencari malam qodar, yang berlangsung selama sepuluh malam yang akhir yang sebagian umat Islam mengisinya dengan I'tikaaf di dalam mesjid.
Banyak kegiatan peribadahan yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan i'tikaf ini, diantaranya dengan membaca dan mengkaji Al Qur'an, taddarus, mengkaji Alhadits, solat lail ( solat malam) solat hajat, solat istikroroh, berdoa.dll
Doa itikaf seperti ditulis dalam Hadits riwayat  Attirmidzii, dalam Abwaabu doa : Aisyah berkata :"aku betanya kepada Rosululloh SAW, apa yang harus saya ucapkan pada malam Qodar?" Nabi menjawab: berdoalah : Allohumma innaka 'afuwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu'annii"

Namanya itikaf, tentulah di dalam masjid. sehingga bagi wanita-wanita yng tengah mengalami datang bulan tentu tidak dapat mengikuti itikaf. tetapi untuk kegiatan mencari pahala malam qodar dapat dilakukan dimana saja. tidak harus di dalam masjid.

Selamat beritikaaf, semoga pahala seribu bulan dapt kita raih bersama.
Salam.....

Kekasih

Kekasih
untuk agama yang kita yakini
untuk surga yang kita dambakan
aku rela...
mendampingimu dalam suka dan duka

(puisi Pernikahan 7 April 1985)

Minggu, 29 Agustus 2010

Melajulah.........

Melajulah bahtera cintamu
berlayar di lautan rohmah
diayun ombak mawaddah
menuju pantai sakinah

(untukmu, tanggung jawab atas puteriku, kini terlimpah di pundakmu)

Wahai Kekasih Puteriku

Wahai kekasih puteriku
kutitipkan permata hatiku
cintai sepenuh hati
berbagi kasih meniti hari demi hari
merenda harap dan damba
menguntai bahagia hakiki
sejak kini hingga akhir nanti




(menjelang hari yang kau nanti)

Selamat Jalan, Puteriku

Layar telah terkembang
dan bahtera telah siap mengarungi samudera raya

Selamat jalan puteriku...
Berdirilah tegak disamping Nahkodamu

Alun mengayun bahteramu.......


Dengan segala asa yang ada
tegarkan hati andai gelombang menerpa
pancangkan semangat saat melewati karang nan terjal


Karena...
nun di ufuk sana ada pantai permai
tempatmu menguntai hari demi hari
menjalin kasih sejati
merenda benang-benang cinta
menjadi helai demi helai tenunan indah penuh warna


(kado pernikahan untukmu)

Sepanjang perjalanan

Sepanjang perjalanan
mengantarmu menuju dewasa
adalah saat- saat yang membahagiakan

Prestasi sekolahmu teramat menonjol
bahkan sejak sebelum TK telah pandai membaca
tanpa kuajari...
masa-masa SD,SMP rapotmu senantiasa bertabur angka sembilan
Nilai UAN yang tiga besar adalah bukti nyata kecerdasanmu
kau menjadi salah satu peneratas masuk SMAN 3
kebanggaan almamatermu
diketatnya persaingan
kejujuran  jadi bagian perjuanganmu meniti prestasi

Dengan potensimu yang begitu gemilang
ibu mana yang tidak bangga, Puteriku....

Teramat wajar kalau kami begitu hawatir
bila impianmu kandas di tengah jalan
teramat wajar bila kami ingin jaminan
bahwa pilihan hidupmu
tidak akan menghambatmu mengejar semua harapan dan kesempatan
untukmu mengembangkan potensi diri
agar jadi isteri yang mandiri

Kini setelah pilihan kau ambil
kami tetap berharap kau tidak terlena

Besarkan hatimu...
yakinlah, kami tetap mendampingimu
meski kau telah mempunyai pendamping di sisimu
yakinlah, kasih sayang kami tetap utuh
meski kau telah memiliki kekasih hati
yakinlah, doa kami senantiasa mengringi ayun langkahmu
agar kau bersua bahagia semata

(untuk Puteriku, menjelang hari yang kau nanti) 

Kepasrahan

Puteriku
kadang cinta yang menggelora
dan diperjuangkan dengan segenap rasa
hanya berbuah derita
tetapi.........
kepasrahan dan kerelaan hati
justru berbuah cinta manis tiada tara
dan ini fakta....


(mengiringi semilir harum bunga cinta Remajaku)

Bungaku

Bungaku telah bersemi
mekar mewangi
menambah asri taman hatiku
semoga tiada kumbang nakal
mengusik keindahan putikmu
dan kau tak terperangkap cinta yang membutakan rasa




(mengiringi semilir harum bunga cinta Remajaku)

Denting Dawai Harpa Rindumu

Andai denting dawai harpa rindumu
urung alunkan simfoni
yang sedianya ingin kau apresiasi sepenuh hati
andai melodi yang terangkai
urung alunkan harmoni
dan orchestra yang tercipta sarat nada duka dan kecewa
tabahkan hatimu
gubahlah soneta lain 
dalam rasamu
dalam sukmamu
dalam cintamu

(mengiringi semilir harum bunga cinta remajaku )

Puteriku terkasih

Puteriku terkasih...
jadilah wanita sejati
yang kaya akan cinta kasih
jadilah wanita anggun penuh pesona
yang terpancar dari kelembutan budimu
dan menyiratkan ketajaman pikiranmu


(diultahmu yang baru satu, 20April 1991)

Sabtu, 28 Agustus 2010

Pengaruh Sistem Pembagian Kelas Secara Homogen Terhadap Kegiatan Belajar Siswa

PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN KELAS SECARA HOMOGEN
TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA


Studi Deskriptif Terhadap Siswa  SMP Negeri 30 Bandung
Tahun  2004 / 2005





Disusun Oleh:

DRA. HJ. TETI MARDIANA
NIP. 131 257 642







PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 30
Jl. Sekejati no. 23 Telpon 7305150 Bandung 40285 




BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
     
         Pendidikan       merupakan     upaya     yang      berkaitan          dengan pembinaan         dan    pengembangan      dari  berbagai  aspek  kepribadian anak.   Pendidikan    bukan     saja        merupakan       pembinaan       aspek intelektual anak,  tetapi menyangkut seluruh aspek kepribadian.
Sejalan dengan pendapat di  atas  Sikun pribadi  (1987 : 1)  mengemukakan bahwa :
“ Pendidikan  merupakan  usaha pemberian bantuan terhadap individu  untuk mencapai realisasi diri secara optimal”.
Yaitu suatu kondisi yang seimbang antara pribadi dan dunianya, yang mengacu pada manusia seutuhnya dalam totalitas dan integritas berbagai aspek kepribadiannya.
Dengan demikian pendidikan menyangkut berbagai aspek keprbadian baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Melalui pendidikan diharapkan anak dapat berkembang menjadi dewasa serta mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.
       Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak, sejak anak itu lahir , bahkan selama hidupnya anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar.
 Pengertian belajar seperti  dikemukakan oleh W.S Winkel,  (1986 : 15) bahwa :
“ Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan  menghasilkan perubahan – perubahan baik pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat menetap “.
Perubahan – perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam prilaku  nyata, atau yang masih tersembunyi, mungkin pula perubahan itu hanya berupa penyempurnaan terhadap hal – hal yang sudah pernah dipelajari.
 Dari definisi di atas ada kecenderungan pendapat, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses yang bersifat eksternal, dalam arti bahwa siswa belajar ditentukan oleh kekuatan – kekuatan dari luar seperti guru, bahan pelajaran bahkan kondisi kelas dimana anak berada.
Seperti dikemukakan oleh M. Gagne ( 1975 : 49 ) bahwa “ Belajar terjadi jika individu menerima rangsangan dari lingkungan, dan mengadakan respon terhadap rangsangan tersebut”.


B.     PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
            Lingkungan kelas, seperti telah dikemukakan di atas termasuk faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan  belajar siswa.  Kenyataannya prestasi siswa cukup bervariasi. Dalam pada itu  visi sekolah yang memuat kehandalan berkompetisi, tiada henti melakukan inovasi yang bermuara pada kepuasan, salah satu dari misinya yaitu meningkatkan mutu input output secara gradual, dengan salah satu strateginya yakni menciptakan dan mengelola kelas dalam rangka menciptakan konsep unggulan. Dengan konsep Bina Otak, Bina Watak,       Bina Awak,  dan Bina Ahlak. Salah satu dari  program Bina Otak  di SMP Negeri 30 Bandung adalah  Diversifikasi Management Kelas yang dijabarkan dalam pembagian kelas berdasarkan prestasi siswa, dimana   siswa diranking dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah, sehingga kempetensi siwa dalam satu kelas relative homogen dan dikelompokkan    sebagai berikut :
a.       Kelompok atas yaitu kelas II F, G, III F, G  terdiri dari:
Kelas II adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 80. Sedangkan  kelas III adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 90
b.      Kelompok sedang yaitu kelas  kelas II  C, D, E, III C, D, E terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat  200. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 240
c.       Kelompok Bawah yaitu kelas II A, B, III A, B terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 201 sampai dengan peringkat  270. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 241 sampai dengan peringkat 311
          Bertitik tolak dari uraian di atas maka penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembagian kelas secara homogen tersebut terhadap kegiatan belajar siswa. Penelitian  ini akan memaparkan tanggapan, perasaan dan harapan siswa mengenai pembagian kelas tersebutdan bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa. Beberapa pokok permasalahan yang akan diajukan adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh pembagian kelas dimaksud terhadap kegiatan belajar siswa dari ketiga kelompok tersebut?
2.      Bagaimana perasaan siswa manakala dia berada di kelas  dengan sistem pembagian kelas dimaksud ?
3.      Sistem pembagian kelas seperti apa  yang mereka rasakan paling nyaman  untuk belajar ?



C.     TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1.      Pengaruh  sistem pembagian kelas secara homogeny terhadap kegiatan belajar  pada ketiga kelompok siswa tersebut
2.      Perasaan  ketiga kelompok siswa tersebut mengenai keberadaan dirinya di kelas.
3.      Pembagian kelas yang dirasakan nyaman bagi ketiga kelompok siswa tersebut.
             Adapun manfaat  dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1.      Sebagai  bahan masukan untuk konselor di sekolah agar dapat memberikan bantuan semaksimal mungkin, sehingga siswa berkembang secara optimal.
2.      Sebagai masukan  bagi guru dan wali kelas dalam mengelola kelas dan  memberikan materi pelajaran  kepada siswa sesuai dengan kelompok prestasinya.
3.      Sebagai masukan bagi Kepala Sekolah dalam menentukan kebijakan mengenai pembagian kelas  pada semester yang akan datang.


D.    ANGGAPAN DASAR
          Penelitian ini bertitik tolak dari anggapan dasar sebagai berikut :
1.      Kebanyakan siswa belajar lebih baik secara bersama-sama dari pada sendiri-sendiri.  Jika setiap orang pada  suatu kelompok belajar menjadi pengajar dan pembelajar sekaligus, maka tingkat stres akan menurun dan pembelajaran meningkat pesat. ( Dave Meier, 2002 : 62 ).
2.      Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar mempunyai landasan sosial. Kita bisa belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada kita pelajari dengan cara manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat pembelajaran. (Dave Meier, 2002 : 54 ).
3.      Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. { Dave Meier, 2002 : 55 ).

E.     PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
              Penelitian ini menggunakan  pendekatan kualitatif dengan metoda deskriptif, sedang tekniknya digunakan teknik angket, yang diberikan kepada siswa. Angket  berisikan pernyataan-pernyataan untuk mengungkap pengaruh pembagian kelas terhadap kegiatan belajar, perasaaan dan harapan siswa mengenai sistem pembagian kelas.

F.      POPULASI PENELITIAN
             Populasi pada penelitian ini adalah kecenderungan pengaruh, perasaan dan harapan siswa mengenai sistem pembagian kelas. Anggota populasinya adalah siswa kelas II dan III di SMP Negeri 30 Bandung tahun pelajaran 2003-2004 , seperti terlihat pada tabel berikut
TABEL 1
ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
JUMLAH

 KELAS  II
270
KELAS  III
311
JUMLAH
581

G. SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS
           Penulisan karya tulis ini akan dibagi menjadi tiga bab. Bab pertama berisikan pendahuluan yang memuat  latar belakang masalah serta pembatasan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, metoda dan pendekatan penelitian, serta populasi penelitian. Bab kedua berisikan pengumpulan dan pengolahan data. Bab III berisikan kesimpulan dan saran.


BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
 A. MENETAPKAN ALAT PENGUMPUL DATA
          Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai  pengaruh pembagian kelas secara homogen terhadap kegiatan belajar siswa, dan data tentang kemungkinan  pembagian kelas yang mereka harapkan. Untuk memudahkan, responden dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
d.      Kelompok atas yaitu kelas II F, G, III F, G  terdiri dari:
Kelas II adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 80. Sedangkan  kelas III adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 90
e.       Kelompok sedang yaitu kelas  kelas II  C, D, E, III C, D, E terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat  200. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 240
f.       Kelompok Bawah yaitu kelas II A, B, III A, B terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 201 sampai dengan peringkat  270. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 241 sampai dengan peringkat 311
      Total responden  sebanyak 581  orang.
 
B.     ALAT PENGUMPUL DATA YANG DIGUNAKAN
         Untuk    mengungkap  data   tentang   tanggapan  siswa   maka ditetapkan alat pengumpul   data  berupa    angket     yang       berisi tanggapan -  tanggapan  siswa   dan  kemungkinan  pembagian   kelas yang   mereka    harapkan   Seperti   terlihat pada Lampiran    1  
      
C.    PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA
               Prosedur yang  ditempuh  dalam  pengumpulan  data   adalah sebagai berikut :
1.      Membagikan alat pengumpul data kepada siswa.
2.      Menjelaskan cara pengisian alat pengumpul data.
3.      Mengumpulkan jawaban siswa.
4.      Memeriksa  dan mengolah jawaban siswa.

D.    PENGOLAHAN DATA
              Untuk mengolah   data tersebut   maka dibuat   dalam  bentuk  matrik. Untuk masing masing  kelompok   dengan   langkah – langkah  sebagai berikut
1.      Menghitung jumlah siswa yang menjawab masing-masing item.
2.      Menghitung persentase masing-masing item.

3.      Membuat kesimpulan sementara.

Hasilnya seperti terlihat pada tabel  2.


Tabel 2
Matrik Jumlah Jawaban Responden
ITEM
KELOMPOK ATAS
KELOMPOK SEDANG
KELOMPOK BAWAH
JUMLAH
%


176

264

141

581


JML          %
JML           %
JML         %


I A
125        70.7  
149        56.5
57        40.1    
330
57.3
1 B
22         12
37          13.8
9            6.6
67
11.5
I C
18         9.9
53          19.8
46        32.8
115
19.6
1 D     

11         6.3
25            9.9
29        20.4
65
11.2
2 A

91         51.8
117        44.3
36        26.3
244
42.5
2 B

49         27.7
54          20.6
14        10.2
117
20.5
2 C

32        17.8
46          17.4
13          9.5
90
15.7
2 D

4              2.1
11           4
19        13.9
34
5.7
2 E

0              0
36           13.8
59        41.6
98
12.4
3.3 A

89        50.3
116        43.9
107      74.5
310
54
3.3 B

87        49.7
148        56.1
34        24.1
269
46
3.2.A
41          50.3
53             49.3       
55              78.1
149
56
3.2.B
39          49.7
67             56.1
15              22.9
121
44
               
  3.2.A dan 3.2 B   Hanya diisi oleh responden kelas II     sebanyak  270    orang
 

Untuk     memudahkan     membaca  data maka tabel diatas diringkas
seperti terlihat pada tabel 3 sebagai berikut.


Tabel 3
Matrik Jawaban Responden Setiap Kelompok
KELOMPOK
ATAS
SEDANG
BAWAH
TOTAL
JML RESPONDEN

176

264

141

581

JENIS ITEM

JML

%

JML

%

JML

%

JML

%
1.      Pengaruh
positif

125

70.7

149

56.5

57

40.1

333

57.3
Pengaruh
negatif

51

29.3

115

43.5

84

59.9

248

42.7
2. Perasaan positif

91

51.8

116

43.9

37

26.3

246

42.3
Perasaan
negatif

85

48.2

148

56.1

104

73.7

335

57.7
3.Menginginkan perubahan  sistem pembagian kelas

136



50.3

119

43.9



110



78.1



53.2
Tidak menginginkan perubahan

134


49.7

151

56.1

3

22.9

272

46.8

          Dari tabel di atas terlihat bahwa :
1.      Survey    tentang    tanggapan  siswa    mengenai   pembagian kelas 
berdasarkan   ranking   nilai   dari  nilai   tertinggi sampai dengan nilai terendah adalah sebagai berikut : 70.7 % siswa pada kelompok     Atas,  56.5 % siswa   pada   kelompok  Sedang   dan  40.1 % siswa pada kelompok    Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut dapat  memacu  kreatifitas  dan motivasi   untuk berkompetisi  dalam belajar. 
Sedangkan    29.3 %   siswa   pada   kelompok  Atas,  43.5 %   siswa    pada kelompok  Sedang   dan   59.9 %  siswa    pada   kelompok     Bawah menanggapi   bahwa   pembagian    kelas     tersebut         tidak mempengaruhi cara belajarnya, dan  menimbulkan persaingan yang tidak sehat.  12 %  siswa  pada  kelompok  atas  dan  13.8 % siswa  pada  kelompok  sedang dan  6.6 %   siswa pada kelompok bawah   menanggapi   bahwa   pembagian   kelas  seperti  yang sekarang berlaku  membuatnya berusaha untuk tidak   tergeser ke   kelompok   yang   lebih    rendah   meskipun   dengan  cara menyontek saat ulangan
2.      Survey tentang perasaan siswa   berada  di  dalam  kelasnya  adalah  sebagai  berikut :  51.8 % siswa  pada  kelompok  Atas,  43.9 %  siswa  pada kelompok   Sedang,  dan  26.3 %  siswa  pada  kelompok   Bawah  merasa senang berada di kelasnya karena sudah sesuai dengan  kerja kerasnya dalam belajar. Sedangkan 48.2 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok Sedang merasa tidak ada harapan untuk   meraih pestasi yang lebih tinggi dan dalam hati kecilnya  merasa  tidak puas karena prestasi yang  dicapai  bukan murni  hasil  belajar dan  73.7 %   siswa   pada   kelompok    bawah  merasa  tidak  ada harapan untuk meraih   pestasi   yang lebih tinggi,   merasa malu dan tersisihkan serta  merasa   dicap  sebagai   anak yang gagal.
3.      Survey mengenai pembagian kelas   yang   paling   nyaman adalah sebagai berikut :  50.3 %  siswa  pada  kelompok Atas,  49.7 %  siswa pada kelompok  Sedang dan 78.1 % siswa pada kelompok  bawah menginginkan perubahan  sistem pembagian kelas  yakni : Kelas    dibagi   menjadi   2   kelas    Unggulan     dan   5 kelas    campuran.   Kemudian antara siswa kelas II pagi dan II siang  tetap memiliki batasan nilai tertentu.   Sedangkan   49.7 %   siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada  kelompok   sedang   dan    22.9 % siswa  pada  kelompok  bawah tidak   menginginkan  perubahan sistem dalam pembagian kelas.


BAB III

PEMBAHASAN  HASIL PENELITIAN

            
A. PENGARUH  SISTEM PEMBAGIAN KELAS SECARA HOMOGEN TERHADAP KEGIATAN BELAJAR
Survey    tentang    pengaruh   pembagian kelas  berdasarkan   ranking   nilai   dari  nilai   tertinggi sampai dengan nilai terendah terhadap kegiatan belajar adalah sebagai berikut : 70.7 % siswa pada kelompok     Atas,  56.5 % siswa   pada   kelompok  Sedang   dan  40.1 % siswa pada kelompok    Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut dapat  memacu  kreatifitas  dan motivasi   untuk berkompetisi  dalam belajar. Sehingga berpengaruh positif dalam kegiatan belajar.
Sedangkan    29.3 %   siswa   pada   kelompok  Atas,  43.5 %   siswa    pada kelompok  Sedang   dan   59.9 %  siswa    pada   kelompok     Bawah menanggapi   bahwa   pembagian    kelas     tersebut         tidak mempengaruhi cara belajarnya, bahkan menimbulkan persaingan yang tidak sehat.  12 %  siswa  pada  kelompok  atas  dan  14 % siswa  pada  kelompok  sedang dan  7 %   siswa pada kelompok bawah   berpendapat  bahwa   pembagian   kelas  seperti  yang sekarang berlaku  membuatnya berusaha untuk tidak   tergeser ke   kelompok   yang   lebih    rendah   meskipun   dengan  cara menyontek saat ulangan


B. PERASAAN SISWA BERADA DI KELAS YANG HOMOGEN
Survey tentang perasaan siswa   berada  di  dalam  kelasnya  adalah  sebagai  berikut :  51.8 % siswa  pada  kelompok  Atas,  43.9 %  siswa  pada kelompok   Sedang,  dan  26.3 %  siswa  pada  kelompok   Bawah  merasa senang berada di kelasnya karena sudah sesuai dengan  kerja kerasnya dalam belajar.   Sedangkan 48.2 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok Sedang, merasa tidak ada harapan untuk   meraih pestasi yang lebih tinggi dan dalam hati kecilnya  merasa  tidak puas karena prestasi yang  dicapai  bukan murni  hasil  belajar dan  73.7 %   siswa   pada   kelompok    bawah  merasa  tidak  ada harapan untuk meraih   pestasi   yang lebih tinggi,   merasa malu dan tersisihkan serta  merasa   dicap  sebagai   anak yang gagal.
C.  PEMBAGIAN KELAS PALING NYAMAN
Survey mengenai pembagian kelas   yang   paling   nyaman adalah sebagai berikut :  50.3 %  siswa  pada  kelompok Atas,  49.7 %  siswa pada kelompok  Sedang dan 78.1 % siswa pada kelompok  bawah menginginkan perubahan  sistem pembagian kelas  yakni : Kelas    dibagi   menjadi   2   kelas    Unggulan     dan   5 kelas    campuran.   Kemudian antara siswa kelas II pagi dan II siang  tetap memiliki batasan nilai tertentu.   Sedangkan   49.7 %   siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada  kelompok   sedang   dan    22.9 % siswa  pada  kelompok  bawah tidak   menginginkan  perubahan sistem dalam pembagian kelas.
     


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sistem Pembagian  kelas  secara  homogen seperti  sekarang   ini (Tahun Ajaran 2003-2004 ) ternyata menimbulkan berbagai  masalah  pada  siswa    baik  pada   siswa kelompok   Atas,   kelompok  Sedang  maupun kelompok Bawah.  Masalah tersebut   diantaranya    adalah   timbulnya  persaingan  yang  tidak  sehat, menimbulkan  ketidakjujuran yang ditandai    dengan perilaku menyontek saat  ulangan  karena  khawatir   tergeser   ke    kelas  yang  lebih    rendah  levelnya,   adanya feeling of hopeless pada siswa baik pada kelompok Atas, Sedang  maupun    Rendah,  perasaan  malu,  tersisihkan, dan yang paling parah    adalah anak merasa dicap sebagai anak yang gagal, yang kesemua perasaan- perasaan    tersebut  dapat  mematikan  motivasi  belajar  siswa sehingga berpengaruh negative terhadap kegiatan belajar siswa.
 Padahal untuk dapat belajar secara optimal, siswa membutuhkan :
1.      Lingkungan Belajar yang Positif. 
Orang   dapat    belajar  paling  baik dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial  yang    positif,  lingkungan  yang  dapat  menggugah    semangat,  mengurangi   stres dan sanggup menciptakan  perasaan  positif   dalamdiri   siswa.      Sedangkan      yang  terjadi  adalah   siswa     merasakan kekhawatiran bila dia akan tergeser ke level dibawahnya, merasa malu berada di kelasnya dan merasa sudah dicap  sebagai  anak  yang  gagal. Hal ini tentu saja kan sangat merugikan.
2.      Kerjasama Diantara Pembelajar.
Orang dapat belajar paling baik dalam lingkungn kerja  sama,   bukan dalam  situasi  penuh  persaingan  individual. Karena  pada    dasarnya semua cara belajar cenderung bersifat sosial. Sejak awal  siswa   harus merasa bahwa mereka tidak terasing secara sosial, tetapi berada   pada komunitas yang saling peduli dan mau berbagi.  Kenyataannya ,    yang terjadi   adalah  pada  siswa kelompok atas timbul  rasa  takut     untuk tersaingi, yang berakibat  mereka berbuat hal-hal yang tidak fair  sedang  pada siswa  kelompok  bawah  merasa bahwa   teman sekelasnya sama bodoh dengan  dirinya  sehingga sangat sulit untuk   menciptakan iklim kerjasama .
3.      Sugesti Positif
Yang   penulis   maksudkan  dengan    sugesti   positif  di  sini      adalah bagaimana siswa memandang dirinya dan    berperilaku sesuai  dengan pandangannya tersebut.  Pada siswa kelompok atas, mereka  telah memiliki pandangan  positif  terhadap  dirinya  sehingga   mereka  relatif  lebih  siap  untuk menghadapi proses belajar. Tetapi pada siswa kelompok  bawah,  yang ada  justru sugesti  negatif,  perasaan- perasan  negatif    tersebut  akan  menjadi  penghalang  dalam   perilaku  belajar mereka.   
      Sementara   besarnya  persentase siswa yang mengalami masalah dengan sistem    ini    terutama   pada   kelompok   Bawah,   seyogyanya  mendapat perhatian     kita  semua  untuk  menyikapinya.   Penulis  yakin  selama ini semua    guru    sudah   berusaha  maksimal     untuk    menolong   mereka, membangkitkan gairah serta minat dan motivasi   belajar    untuk    semua kelompok   siswa.  Tetapi   sampai    akhir   tahun   ajaran   terutama  pada kelompok bawah belum terlihat adanya peningkatan yang berarti.        Dengan  demikian  penulis   berkesimpulan  bahwa   kebijakan  tentang Sistem  pembagian  kelas  secara homogen ini  lebih  banyak menimbulkan sisi negatif pada siswa , dan penulis yakin  pihak  guru  pun  menghadapi kendala terutama bila  mereka   mengajar  pada kelas yang termasuk kelompok bawah, tetapi kesimpulan penulis  mengenai  para guru baru kesimpulan sementara dari  hasil    pembicaraan -  pembicaraan   penulis  dengan   para  guru.   Belum  berupa hasil penelitian yang sahih.

B. SARAN
       Dengan melihat permasalahan yang timbul, dan hasil survey terhadap siswa mengenai pembagian kelas yang mereka  rasakan  paling     nyaman, maka penulis  menyarankan  bahwa  pada  tahun   2004/ 2005   yang  akan datang pembagian kelas dicoba disesuaikan kembali. Yaitu, siswa kelas III terdiri  dari  dua  kelas  unggulan  dan 5 kelas campuran. Dan untuk siswa kelas   II  Pagi   terdiri   dari   dua kelas unggulan dan tiga kelas campuran dengan batas jumlah nilai tertentu, sedangkan kelas siang terdiri dari tiga kelas campuran.  Dengan  demikian  siswa tetap dapat berkompetisi untuk meraih   kelas    unggulan,   tetapi   di dalam kelas tetap terjalin kerjasama  yang  baik  diantara   siswa   mengingat   potensi mereka didalam kelasnya heterogen.

   C. PENUTUP    
            Dengan berakhirnya penulisan laporan penelitian ini, penulis berharap bahwa hasilpenelitian tersebut dapat bermanfaat untuk kita sebagai pendidik  di SMP Negeri 30 yang     memiliki   visi  KIS,    Kompetitif,     Inovatif dan Satisfaction. Sehingga   kita   dapat meningkatkan lagi pelayanan terhadap siswa.           Yang    pada  akhirnya  semua  upaya  kita  diharapkan   akan memuaskan  berbagai    pihak  terutama  masayarakat  sebagai  konsumen dari  pelayanan kita.



 










LAMPIRAN 1

ALAT PENGUMPUL DATA

Di bawah ini  terdapat beberapa pernyataan. Tugas anda adalah memilih   pernyataan yang sesuai dengan perasaan anda.

1.      Sistem pembagian kelas seperti yang sekarang berlaku  menurut saya :
a.       memacu kreatifitas, sportifitas dan kompetisi dalam belajar
b.      membuat saya berusha untuk tidak tergeser ke kelas yang lebih rendah, walaupun dengan cara menyontek saat ulangan.
c.       Tidak mempengaruhi cara belajar saya
d.      Menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

2.       Berada di kelas sekarang, saya merasa :
a.       Bangga karena sesuai dengan kerja keras saya dalam belajar.
b.      Dalam hati kecil, saya  merasa tidak puas karena prestasi yang dicapai bukan murni hasil belajar.
c.       Melihat kemampuan teman-teman yang ada di kelas, saya merasa tidak ada harapan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.
d.      Malu dan tersisihkan.
e.       Merasa dicap sebagai anak yang gagal.

3.      Pembagian kelas yang paling nyaman menurut saya adalah :
Pilihan untuk kelas III
a.       Kelas dibagi menjadi  2 kelas unggulan dan 5 kelas campuran
b.      Kelas dibagi berdasarkan jumlah nilai tertinggi sampai terendah seperti yang berlaku sekarang.
Pilihan untuk kelas II
a.       Kelas Pagi dibagi menjadi 2 kelas unggulan dan 2 kelas campuran dengan batas nilai tertentu, dan Kelas Siang dibagi menjadi 3 kelas campuran.
b.      Kelas dibagi berdasarkan jumlah nilai tertinggi sampai terendah seperti yang berlaku sekarang.












LAMPIRAN 2

Tabel 2
Matrik Jumlah Jawaban Responden
ITEM
KELOMPOK ATAS
KELOMPOK SEDANG
KELOMPOK BAWAH
JUMLAH
%


176

264

141

581


JML          %
JML           %
JML         %


I A
125        70.7  
149        56.5
57        40.1    
330
57.3
1 B
22         12
37          13.8
9            6.6
67
11.5
I C
18         9.9
53          19.8
46        32.8
115
19.6
1 D     

11         6.3
25            9.9
29        20.4
65
11.2
2 A

91         51.8
117        44.3
36        26.3
244
42.5
2 B

49         27.7
54          20.6
14        10.2
117
20.5
2 C

32        17.8
46          17.4
13          9.5
90
15.7
2 D

4              2.1
11           4
19        13.9
34
5.7
2 E

0              0
36           13.8
59        41.6
98
12.4
3.3 A

89        50.3
116        43.9
107      74.5
310
54
3.3 B

87        49.7
148        56.1
34        24.1
269
46
3.2.A
41          50.3
53             49.3       
55              78.1
149
56
3.2.B
39          49.7
67             56.1
15              22.9
121
44
               
  3.2.A dan 3.2 B   Hanya diisi oleh responden kelas II     sebanyak  270    orang