PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN KELAS SECARA HOMOGEN
TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA
Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP Negeri 30 Bandung
TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA
Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP Negeri 30 Bandung
Tahun 2004 / 2005
Disusun Oleh:
DRA. HJ. TETI MARDIANA
NIP. 131 257 642
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 30
Jl. Sekejati no. 23 Telpon 7305150 Bandung 40285
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan upaya yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan dari berbagai aspek kepribadian anak. Pendidikan bukan saja merupakan pembinaan aspek intelektual anak, tetapi menyangkut seluruh aspek kepribadian.
Sejalan dengan pendapat di atas Sikun pribadi (1987 : 1) mengemukakan bahwa :
“ Pendidikan merupakan usaha pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai realisasi diri secara optimal”.
Yaitu suatu kondisi yang seimbang antara pribadi dan dunianya, yang mengacu pada manusia seutuhnya dalam totalitas dan integritas berbagai aspek kepribadiannya.
Dengan demikian pendidikan menyangkut berbagai aspek keprbadian baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Melalui pendidikan diharapkan anak dapat berkembang menjadi dewasa serta mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak, sejak anak itu lahir , bahkan selama hidupnya anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar.
Pengertian belajar seperti dikemukakan oleh W.S Winkel, (1986 : 15) bahwa :
“ Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan – perubahan baik pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat menetap “.
Perubahan – perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam prilaku nyata, atau yang masih tersembunyi, mungkin pula perubahan itu hanya berupa penyempurnaan terhadap hal – hal yang sudah pernah dipelajari.
Dari definisi di atas ada kecenderungan pendapat, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses yang bersifat eksternal, dalam arti bahwa siswa belajar ditentukan oleh kekuatan – kekuatan dari luar seperti guru, bahan pelajaran bahkan kondisi kelas dimana anak berada.
Seperti dikemukakan oleh M. Gagne ( 1975 : 49 ) bahwa “ Belajar terjadi jika individu menerima rangsangan dari lingkungan, dan mengadakan respon terhadap rangsangan tersebut”.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Lingkungan kelas, seperti telah dikemukakan di atas termasuk faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kenyataannya prestasi siswa cukup bervariasi. Dalam pada itu visi sekolah yang memuat kehandalan berkompetisi, tiada henti melakukan inovasi yang bermuara pada kepuasan, salah satu dari misinya yaitu meningkatkan mutu input output secara gradual, dengan salah satu strateginya yakni menciptakan dan mengelola kelas dalam rangka menciptakan konsep unggulan. Dengan konsep Bina Otak, Bina Watak, Bina Awak, dan Bina Ahlak. Salah satu dari program Bina Otak di SMP Negeri 30 Bandung adalah Diversifikasi Management Kelas yang dijabarkan dalam pembagian kelas berdasarkan prestasi siswa, dimana siswa diranking dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah, sehingga kempetensi siwa dalam satu kelas relative homogen dan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kelompok atas yaitu kelas II F, G, III F, G terdiri dari:
Kelas II adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 80. Sedangkan kelas III adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 90
b. Kelompok sedang yaitu kelas kelas II C, D, E, III C, D, E terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 200. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 240
c. Kelompok Bawah yaitu kelas II A, B, III A, B terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 201 sampai dengan peringkat 270. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 241 sampai dengan peringkat 311
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembagian kelas secara homogen tersebut terhadap kegiatan belajar siswa. Penelitian ini akan memaparkan tanggapan, perasaan dan harapan siswa mengenai pembagian kelas tersebutdan bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa. Beberapa pokok permasalahan yang akan diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembagian kelas dimaksud terhadap kegiatan belajar siswa dari ketiga kelompok tersebut?
2. Bagaimana perasaan siswa manakala dia berada di kelas dengan sistem pembagian kelas dimaksud ?
3. Sistem pembagian kelas seperti apa yang mereka rasakan paling nyaman untuk belajar ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Pengaruh sistem pembagian kelas secara homogeny terhadap kegiatan belajar pada ketiga kelompok siswa tersebut
2. Perasaan ketiga kelompok siswa tersebut mengenai keberadaan dirinya di kelas.
3. Pembagian kelas yang dirasakan nyaman bagi ketiga kelompok siswa tersebut.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan untuk konselor di sekolah agar dapat memberikan bantuan semaksimal mungkin, sehingga siswa berkembang secara optimal.
2. Sebagai masukan bagi guru dan wali kelas dalam mengelola kelas dan memberikan materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan kelompok prestasinya.
3. Sebagai masukan bagi Kepala Sekolah dalam menentukan kebijakan mengenai pembagian kelas pada semester yang akan datang.
D. ANGGAPAN DASAR
Penelitian ini bertitik tolak dari anggapan dasar sebagai berikut :
1. Kebanyakan siswa belajar lebih baik secara bersama-sama dari pada sendiri-sendiri. Jika setiap orang pada suatu kelompok belajar menjadi pengajar dan pembelajar sekaligus, maka tingkat stres akan menurun dan pembelajaran meningkat pesat. ( Dave Meier, 2002 : 62 ).
2. Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar mempunyai landasan sosial. Kita bisa belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada kita pelajari dengan cara manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat pembelajaran. (Dave Meier, 2002 : 54 ).
3. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. { Dave Meier, 2002 : 55 ).
E. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metoda deskriptif, sedang tekniknya digunakan teknik angket, yang diberikan kepada siswa. Angket berisikan pernyataan-pernyataan untuk mengungkap pengaruh pembagian kelas terhadap kegiatan belajar, perasaaan dan harapan siswa mengenai sistem pembagian kelas.
F. POPULASI PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah kecenderungan pengaruh, perasaan dan harapan siswa mengenai sistem pembagian kelas. Anggota populasinya adalah siswa kelas II dan III di SMP Negeri 30 Bandung tahun pelajaran 2003-2004 , seperti terlihat pada tabel berikut
TABEL 1
ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
ANGGOTA POPULASI PENELITIAN | JUMLAH |
KELAS II | 270 |
KELAS III | 311 |
JUMLAH | 581 |
G. SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS
Penulisan karya tulis ini akan dibagi menjadi tiga bab. Bab pertama berisikan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah serta pembatasan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, metoda dan pendekatan penelitian, serta populasi penelitian. Bab kedua berisikan pengumpulan dan pengolahan data. Bab III berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. MENETAPKAN ALAT PENGUMPUL DATA
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pembagian kelas secara homogen terhadap kegiatan belajar siswa, dan data tentang kemungkinan pembagian kelas yang mereka harapkan. Untuk memudahkan, responden dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
d. Kelompok atas yaitu kelas II F, G, III F, G terdiri dari:
Kelas II adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 80. Sedangkan kelas III adalah siswa siswa yang mendapat peringkat 1 sampai dengan peringkat 90
e. Kelompok sedang yaitu kelas kelas II C, D, E, III C, D, E terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 200. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 81 sampai dengan peringkat 240
f. Kelompok Bawah yaitu kelas II A, B, III A, B terdiri dari :
Kelas II adalah siswa yang mendapat peringkat 201 sampai dengan peringkat 270. Sedangkan kelas III adalah siswa yang mendapat peringkat 241 sampai dengan peringkat 311
Total responden sebanyak 581 orang.
B. ALAT PENGUMPUL DATA YANG DIGUNAKAN
Untuk mengungkap data tentang tanggapan siswa maka ditetapkan alat pengumpul data berupa angket yang berisi tanggapan - tanggapan siswa dan kemungkinan pembagian kelas yang mereka harapkan Seperti terlihat pada Lampiran 1
C. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA
Prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Membagikan alat pengumpul data kepada siswa.
2. Menjelaskan cara pengisian alat pengumpul data.
3. Mengumpulkan jawaban siswa.
4. Memeriksa dan mengolah jawaban siswa.
D. PENGOLAHAN DATA
Untuk mengolah data tersebut maka dibuat dalam bentuk matrik. Untuk masing masing kelompok dengan langkah – langkah sebagai berikut
1. Menghitung jumlah siswa yang menjawab masing-masing item.
2. Menghitung persentase masing-masing item.
3. Membuat kesimpulan sementara.
Hasilnya seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2
Matrik Jumlah Jawaban Responden
ITEM | KELOMPOK ATAS | KELOMPOK SEDANG | KELOMPOK BAWAH | JUMLAH | % |
176 | 264 | 141 | 581 | ||
JML % | JML % | JML % | |||
I A | 125 70.7 | 149 56.5 | 57 40.1 | 330 | 57.3 |
1 B | 22 12 | 37 13.8 | 9 6.6 | 67 | 11.5 |
I C | 18 9.9 | 53 19.8 | 46 32.8 | 115 | 19.6 |
1 D | 11 6.3 | 25 9.9 | 29 20.4 | 65 | 11.2 |
2 A | 91 51.8 | 117 44.3 | 36 26.3 | 244 | 42.5 |
2 B | 49 27.7 | 54 20.6 | 14 10.2 | 117 | 20.5 |
2 C | 32 17.8 | 46 17.4 | 13 9.5 | 90 | 15.7 |
2 D | 4 2.1 | 11 4 | 19 13.9 | 34 | 5.7 |
2 E | 0 0 | 36 13.8 | 59 41.6 | 98 | 12.4 |
3.3 A | 89 50.3 | 116 43.9 | 107 74.5 | 310 | 54 |
3.3 B | 87 49.7 | 148 56.1 | 34 24.1 | 269 | 46 |
3.2.A | 41 50.3 | 53 49.3 | 55 78.1 | 149 | 56 |
3.2.B | 39 49.7 | 67 56.1 | 15 22.9 | 121 | 44 |
3.2.A dan 3.2 B Hanya diisi oleh responden kelas II sebanyak 270 orang
Untuk memudahkan membaca data maka tabel diatas diringkas
seperti terlihat pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3
Matrik Jawaban Responden Setiap Kelompok
KELOMPOK | ATAS | SEDANG | BAWAH | TOTAL | ||||
JML RESPONDEN | 176 | 264 | 141 | 581 | ||||
JENIS ITEM | JML | % | JML | % | JML | % | JML | % |
1. Pengaruh positif | 125 | 70.7 | 149 | 56.5 | 57 | 40.1 | 333 | 57.3 |
Pengaruh negatif | 51 | 29.3 | 115 | 43.5 | 84 | 59.9 | 248 | 42.7 |
2. Perasaan positif | 91 | 51.8 | 116 | 43.9 | 37 | 26.3 | 246 | 42.3 |
Perasaan negatif | 85 | 48.2 | 148 | 56.1 | 104 | 73.7 | 335 | 57.7 |
3.Menginginkan perubahan sistem pembagian kelas | 136 | 50.3 | 119 | 43.9 | 110 | 78.1 | 53.2 | |
Tidak menginginkan perubahan | 134 | 49.7 | 151 | 56.1 | 3 | 22.9 | 272 | 46.8 |
Dari tabel di atas terlihat bahwa :
1. Survey tentang tanggapan siswa mengenai pembagian kelas
berdasarkan ranking nilai dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah adalah sebagai berikut : 70.7 % siswa pada kelompok Atas, 56.5 % siswa pada kelompok Sedang dan 40.1 % siswa pada kelompok Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut dapat memacu kreatifitas dan motivasi untuk berkompetisi dalam belajar.
Sedangkan 29.3 % siswa pada kelompok Atas, 43.5 % siswa pada kelompok Sedang dan 59.9 % siswa pada kelompok Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut tidak mempengaruhi cara belajarnya, dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. 12 % siswa pada kelompok atas dan 13.8 % siswa pada kelompok sedang dan 6.6 % siswa pada kelompok bawah menanggapi bahwa pembagian kelas seperti yang sekarang berlaku membuatnya berusaha untuk tidak tergeser ke kelompok yang lebih rendah meskipun dengan cara menyontek saat ulangan
2. Survey tentang perasaan siswa berada di dalam kelasnya adalah sebagai berikut : 51.8 % siswa pada kelompok Atas, 43.9 % siswa pada kelompok Sedang, dan 26.3 % siswa pada kelompok Bawah merasa senang berada di kelasnya karena sudah sesuai dengan kerja kerasnya dalam belajar. Sedangkan 48.2 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok Sedang merasa tidak ada harapan untuk meraih pestasi yang lebih tinggi dan dalam hati kecilnya merasa tidak puas karena prestasi yang dicapai bukan murni hasil belajar dan 73.7 % siswa pada kelompok bawah merasa tidak ada harapan untuk meraih pestasi yang lebih tinggi, merasa malu dan tersisihkan serta merasa dicap sebagai anak yang gagal.
3. Survey mengenai pembagian kelas yang paling nyaman adalah sebagai berikut : 50.3 % siswa pada kelompok Atas, 49.7 % siswa pada kelompok Sedang dan 78.1 % siswa pada kelompok bawah menginginkan perubahan sistem pembagian kelas yakni : Kelas dibagi menjadi 2 kelas Unggulan dan 5 kelas campuran. Kemudian antara siswa kelas II pagi dan II siang tetap memiliki batasan nilai tertentu. Sedangkan 49.7 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok sedang dan 22.9 % siswa pada kelompok bawah tidak menginginkan perubahan sistem dalam pembagian kelas.
BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN KELAS SECARA HOMOGEN TERHADAP KEGIATAN BELAJAR
Survey tentang pengaruh pembagian kelas berdasarkan ranking nilai dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah terhadap kegiatan belajar adalah sebagai berikut : 70.7 % siswa pada kelompok Atas, 56.5 % siswa pada kelompok Sedang dan 40.1 % siswa pada kelompok Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut dapat memacu kreatifitas dan motivasi untuk berkompetisi dalam belajar. Sehingga berpengaruh positif dalam kegiatan belajar.
Sedangkan 29.3 % siswa pada kelompok Atas, 43.5 % siswa pada kelompok Sedang dan 59.9 % siswa pada kelompok Bawah menanggapi bahwa pembagian kelas tersebut tidak mempengaruhi cara belajarnya, bahkan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. 12 % siswa pada kelompok atas dan 14 % siswa pada kelompok sedang dan 7 % siswa pada kelompok bawah berpendapat bahwa pembagian kelas seperti yang sekarang berlaku membuatnya berusaha untuk tidak tergeser ke kelompok yang lebih rendah meskipun dengan cara menyontek saat ulangan
B. PERASAAN SISWA BERADA DI KELAS YANG HOMOGEN
Survey tentang perasaan siswa berada di dalam kelasnya adalah sebagai berikut : 51.8 % siswa pada kelompok Atas, 43.9 % siswa pada kelompok Sedang, dan 26.3 % siswa pada kelompok Bawah merasa senang berada di kelasnya karena sudah sesuai dengan kerja kerasnya dalam belajar. Sedangkan 48.2 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok Sedang, merasa tidak ada harapan untuk meraih pestasi yang lebih tinggi dan dalam hati kecilnya merasa tidak puas karena prestasi yang dicapai bukan murni hasil belajar dan 73.7 % siswa pada kelompok bawah merasa tidak ada harapan untuk meraih pestasi yang lebih tinggi, merasa malu dan tersisihkan serta merasa dicap sebagai anak yang gagal.
C. PEMBAGIAN KELAS PALING NYAMAN
Survey mengenai pembagian kelas yang paling nyaman adalah sebagai berikut : 50.3 % siswa pada kelompok Atas, 49.7 % siswa pada kelompok Sedang dan 78.1 % siswa pada kelompok bawah menginginkan perubahan sistem pembagian kelas yakni : Kelas dibagi menjadi 2 kelas Unggulan dan 5 kelas campuran. Kemudian antara siswa kelas II pagi dan II siang tetap memiliki batasan nilai tertentu. Sedangkan 49.7 % siswa pada kelompok Atas, 56.1 % siswa pada kelompok sedang dan 22.9 % siswa pada kelompok bawah tidak menginginkan perubahan sistem dalam pembagian kelas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sistem Pembagian kelas secara homogen seperti sekarang ini (Tahun Ajaran 2003-2004 ) ternyata menimbulkan berbagai masalah pada siswa baik pada siswa kelompok Atas, kelompok Sedang maupun kelompok Bawah. Masalah tersebut diantaranya adalah timbulnya persaingan yang tidak sehat, menimbulkan ketidakjujuran yang ditandai dengan perilaku menyontek saat ulangan karena khawatir tergeser ke kelas yang lebih rendah levelnya, adanya feeling of hopeless pada siswa baik pada kelompok Atas, Sedang maupun Rendah, perasaan malu, tersisihkan, dan yang paling parah adalah anak merasa dicap sebagai anak yang gagal, yang kesemua perasaan- perasaan tersebut dapat mematikan motivasi belajar siswa sehingga berpengaruh negative terhadap kegiatan belajar siswa.
Padahal untuk dapat belajar secara optimal, siswa membutuhkan :
1. Lingkungan Belajar yang Positif.
Orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial yang positif, lingkungan yang dapat menggugah semangat, mengurangi stres dan sanggup menciptakan perasaan positif dalamdiri siswa. Sedangkan yang terjadi adalah siswa merasakan kekhawatiran bila dia akan tergeser ke level dibawahnya, merasa malu berada di kelasnya dan merasa sudah dicap sebagai anak yang gagal. Hal ini tentu saja kan sangat merugikan.
2. Kerjasama Diantara Pembelajar.
Orang dapat belajar paling baik dalam lingkungn kerja sama, bukan dalam situasi penuh persaingan individual. Karena pada dasarnya semua cara belajar cenderung bersifat sosial. Sejak awal siswa harus merasa bahwa mereka tidak terasing secara sosial, tetapi berada pada komunitas yang saling peduli dan mau berbagi. Kenyataannya , yang terjadi adalah pada siswa kelompok atas timbul rasa takut untuk tersaingi, yang berakibat mereka berbuat hal-hal yang tidak fair sedang pada siswa kelompok bawah merasa bahwa teman sekelasnya sama bodoh dengan dirinya sehingga sangat sulit untuk menciptakan iklim kerjasama .
3. Sugesti Positif
Yang penulis maksudkan dengan sugesti positif di sini adalah bagaimana siswa memandang dirinya dan berperilaku sesuai dengan pandangannya tersebut. Pada siswa kelompok atas, mereka telah memiliki pandangan positif terhadap dirinya sehingga mereka relatif lebih siap untuk menghadapi proses belajar. Tetapi pada siswa kelompok bawah, yang ada justru sugesti negatif, perasaan- perasan negatif tersebut akan menjadi penghalang dalam perilaku belajar mereka.
Sementara besarnya persentase siswa yang mengalami masalah dengan sistem ini terutama pada kelompok Bawah, seyogyanya mendapat perhatian kita semua untuk menyikapinya. Penulis yakin selama ini semua guru sudah berusaha maksimal untuk menolong mereka, membangkitkan gairah serta minat dan motivasi belajar untuk semua kelompok siswa. Tetapi sampai akhir tahun ajaran terutama pada kelompok bawah belum terlihat adanya peningkatan yang berarti. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa kebijakan tentang Sistem pembagian kelas secara homogen ini lebih banyak menimbulkan sisi negatif pada siswa , dan penulis yakin pihak guru pun menghadapi kendala terutama bila mereka mengajar pada kelas yang termasuk kelompok bawah, tetapi kesimpulan penulis mengenai para guru baru kesimpulan sementara dari hasil pembicaraan - pembicaraan penulis dengan para guru. Belum berupa hasil penelitian yang sahih.
B. SARAN
Dengan melihat permasalahan yang timbul, dan hasil survey terhadap siswa mengenai pembagian kelas yang mereka rasakan paling nyaman, maka penulis menyarankan bahwa pada tahun 2004/ 2005 yang akan datang pembagian kelas dicoba disesuaikan kembali. Yaitu, siswa kelas III terdiri dari dua kelas unggulan dan 5 kelas campuran. Dan untuk siswa kelas II Pagi terdiri dari dua kelas unggulan dan tiga kelas campuran dengan batas jumlah nilai tertentu, sedangkan kelas siang terdiri dari tiga kelas campuran. Dengan demikian siswa tetap dapat berkompetisi untuk meraih kelas unggulan, tetapi di dalam kelas tetap terjalin kerjasama yang baik diantara siswa mengingat potensi mereka didalam kelasnya heterogen.
C. PENUTUP
Dengan berakhirnya penulisan laporan penelitian ini, penulis berharap bahwa hasilpenelitian tersebut dapat bermanfaat untuk kita sebagai pendidik di SMP Negeri 30 yang memiliki visi KIS, Kompetitif, Inovatif dan Satisfaction. Sehingga kita dapat meningkatkan lagi pelayanan terhadap siswa. Yang pada akhirnya semua upaya kita diharapkan akan memuaskan berbagai pihak terutama masayarakat sebagai konsumen dari pelayanan kita.
LAMPIRAN 1
ALAT PENGUMPUL DATA
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Tugas anda adalah memilih pernyataan yang sesuai dengan perasaan anda.
1. Sistem pembagian kelas seperti yang sekarang berlaku menurut saya :
Tabel 2
Matrik Jumlah Jawaban Responden
ITEM | KELOMPOK ATAS | KELOMPOK SEDANG | KELOMPOK BAWAH | JUMLAH | % |
176 | 264 | 141 | 581 | ||
JML % | JML % | JML % | |||
I A | 125 70.7 | 149 56.5 | 57 40.1 | 330 | 57.3 |
1 B | 22 12 | 37 13.8 | 9 6.6 | 67 | 11.5 |
I C | 18 9.9 | 53 19.8 | 46 32.8 | 115 | 19.6 |
1 D | 11 6.3 | 25 9.9 | 29 20.4 | 65 | 11.2 |
2 A | 91 51.8 | 117 44.3 | 36 26.3 | 244 | 42.5 |
2 B | 49 27.7 | 54 20.6 | 14 10.2 | 117 | 20.5 |
2 C | 32 17.8 | 46 17.4 | 13 9.5 | 90 | 15.7 |
2 D | 4 2.1 | 11 4 | 19 13.9 | 34 | 5.7 |
2 E | 0 0 | 36 13.8 | 59 41.6 | 98 | 12.4 |
3.3 A | 89 50.3 | 116 43.9 | 107 74.5 | 310 | 54 |
3.3 B | 87 49.7 | 148 56.1 | 34 24.1 | 269 | 46 |
3.2.A | 41 50.3 | 53 49.3 | 55 78.1 | 149 | 56 |
3.2.B | 39 49.7 | 67 56.1 | 15 22.9 | 121 | 44 |
3.2.A dan 3.2 B Hanya diisi oleh responden kelas II sebanyak 270 orang
salam bu, says guru bk juga di man prabumulih sumatera selatan sedang melanjutkan studi S2, saya tertarik untuk membahas homogenitas kelas, bisa mnta bantuan referensinya bu ?terima kasih sebelumnya
BalasHapusSalam bu, saya mahasiswa IAIN SMH BANTEN , sya sedang mencari referensi tentang pembahasan kelas homogen, buat tugas akhir perkulihan bu.
BalasHapusMohon bantuannya bu.
Salam bang rifana alfian, bang saya juga lagi menyusun tugas akhir dengan judul seperi itu, kira kira buku yang dijadikan acuan buku apa aja ya mas ?
Hapus