Selasa, 31 Agustus 2010

Manajemen Operasional (1)

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI
1. Manajemen Operasi dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mengelola suatu sistem operasi dalam usaha menyediakan produk produk/ jasa secara efesien dan efektif. Sistem Operasi yaitu kumpulan berbagai komponen yang mengolah input menjadi out put yang dibutuhkan konsumen, contohnya, pabrik pupuk memiliki komponen berupa mesin mesin yang mengolah bahan baku seperti gas alam diolah menjadi pupuk urea dan amonia.
2. Manajemen Operasi dapat dipandang pula sebagai usaha untuk mengelola interaksi elemen elemen lain dengan sistem operasi sehingga muncul dampak sinergik yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas suatu sisem operasi. Elemen –elemen lain tersebut dapat berupa elemen internal yaitu elemen elemen yang berada di dalam organisasi misalnya,Keuangan, SDM, Pemasaran dll, dapat pula berupa elemen eksternal yang merupakan elemen elemen yang berada diluar organisasi tetapi memberikan dukungan pada sistem operasi, misalnya, suplier, perusahaan out sourching, distributor dsb.
Elemen eksternal maupun internal memberikan dukungan pada sistem operasi sehingga ini juga perlu dikelola.
3. Manajemen Operasional dapat dipandang pula sebagai usaha untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasi agar supaya tujuan organisasi tercapai dan interaksi dengan elemen elemen pendukung dapat berjalan dengan baik.
Dari ketiga definisi tersebut terdapat kata- kata kunci ( key words ) yaitu Decision making (pengambilan keputusan), dengan kata lain, seorang Manajer Operasi dapat mengelola sistem operasi dengan baik apabila mampu mengambil keputusan ,contoh, kepala sekolah sebagai manajer operasi harus mampu mengambil keputusan.
Keputusan pada dasarnya mengandung resiko. Manajer operasi harus mampu mengambil keputusan dengan memperhitungkan resiko yang muncul. Bila resiko terlalu besar dibandingkan dengan manfaat, maka keputusan jangan dilakukan. Tetapi jika sebaliknya maka perlu berani mengambil keputusan.
Keputusan manajemen operasi meliputi empat pokok :
1.       Keputusan dibidang proses yaitu keputusan tentang cara untuk memproses input menjadi out put. Contoh, pabrik garmen menerima order untuk membuat seratus potong baju, maka manajer operasi harus memutuskan bagaimana cara proses untuk membuat baju tersebut mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.
2.       Keputusan di bidang kualitas yaitu bagaimana memutuskan tingkat kualitas produk / jasa yang perlu dicapai. Pada dasarnya tidak semua produk / jasa harus dibuat dengan tingkat kualitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu Manajer Operasi harus bisa mengambil keputusan tentang tingkat kualitas yang perlu dicapai dengan mempertimbangkan daya beli konsumen. Contoh garmen mendapat pesanan baju yang akan dijual di Pasar Tanah Abang dengan kualitas sedang, karena konsumennya menengah kebawah.
3.       Keputusan di bidang kapasitas, seorang Manajer Operasi perlu memutuskan tingkat kapasitas sistem operasinya agar sistem operasi memiliki kemampuan untuk membuat produk / jasa sesuai dengan tingkat permintaan konsumen. Kapasitas adalah tingkat kemampuan sistem operasi untuk menghasilkan sejumlah produk/jasa. Memutuskan kapasitas harus mempertimbangkan tingkat permintaan konsumen. Kapasitas yang melebihi tingkat permintaan disebut over capacity, akan menimbulkan kerugian  berupa kapasitas menganggur/tidak terpakai. Contoh, hotel yang memiliki seratus kamar berlokasi di Ciparay (sebuah kota kecil di kabupaten Bandung-pen) karena lokasi tidak strategis, maka setiap hari rata rata hanya terisi lima kamar itu juga jam-jam-an. Ini merupakan kerugian karena bagi hotel meskipun tidak terisi tetap  mengelurkan biaya operasional untuk kamar-kamar tersebut. Sebaliknya bila kapasitas berada di bawah tingkat permintaan disebut under capacity  maka akan menimbulkan kerugian berupa hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dan hilangnya nama baik. Contoh, hotel yang memiliki sepuluh kamar berlokasi di Kuningan Jakarta, setiap hari rata rata datang 30 orang tamu, maka terpaksa hotel menolak 20 orang tamu setiap hari. Penolakan tersebut mengakibatkan hotel tersebut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari 20 orang yang ditolak, disamping itu 20 orang yang ditolak terebut akan merasa kecewa dan dapat memberitahukan pada orang lain sehingga nama baik hotel tersebut menjadi turun.
4.       Keputusan di bidang Persediaan (inventory), maksudnya persediaan barang yang dimiliki suatu organisasi untuk menjamin kelancaran operasi. Contoh, Sekolah harus memiliki persediaan alat tulis agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Akan tetapi persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan. Persediaan yang terlalu banyak dapat menimbulkan kerugian berupa biaya bunga, biaya gudang, resiko kehilangan, resiko kehilangan dan sebagainya. Sebaliknya persediaan yang terlalu sedikit dapat menimbulkan gangguan terhadap operasi sehingga harus diputuskan tingkat persediaan yang optimal yaitu persediaan yang dapat menjamin kelancaran operasi tetapi dengan biaya yang minimal.
TEMA-TEMA BARU DALAM MANAJEMEN OPERASI
1.       Manufacturing dan Services
Dalam dunia operasi terdapat dua macam kegiatan operasi:
·         Manufacturing yaitu kegiatan operasi yang menghasilkan produk yang berwujud (tangible) misal pabrik sepatu, pabrik kertas, garment dll.
·         Services yaitu kegiatan operasi yang menghasilkan jasa yang bersifat tidak berwujud (intangible) misal, sekolah, konsultan, jasa transportasi dll.
                Perkembangan dunia bisnis dibagi dalam tiga tahap :
·         Tahap Pertanian 
Pada tahap ini bisnis pertanian merupakan bisnis dominan di dunia, contoh, orang Belanda datang ke Indonesia pada abad 17 dengan alasan mencari rempah rempah.
·         Tahap Manufacturing
Pada tahap pertanian, industri manufacture telah ada dan merupakan industri pengolah hasil pertanian, akan tetapi industri waktu itu menggunakan tenaga alam (manusia, binatang, angin, air dsb)
Contoh, di Belanda banyak terdapat peninggalan berupa kincir angin yang merupakan pabrik pengolah hasil pertanian dengan  tenaga angin.
Pada abd 19 ditemukan mesin uap oleh James Watt, jaman itu dikenal sebagai revolusi industri karena terjadi perubahan yang besar dalam dunia industri berupa terjadinya penggantian tenaga alam dengan tenaga mesin sehingga industri dapat menghasilkan produk industrinya dalam jumlah yang jauh lebih banyak, berbarengan dengan itu negara negara Eropa menjadikan negara jajahannya sebagai pasar dari produk industrinya. Dampak dari perkembangan ini industri berkembang pesat sehingga mendominasi bisnis saat itu mengalahkan pertanian. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang akhir abad 20.
·         Tahap Industri Jasa
Menjelang akhir abad 20 muncul perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi (ICT). Perkembangan ICT mendorong pertumbuhan industri jasa yang sebenarnya sudah ada sejak lama menjadi berkembang pesat dan mulai mendominasi bisnis di negara ngara maju ( Eropa, Amerika, Jepang, Kore dsb) dan mulai menggeser industri manufacturing. Hal ini ditunjukkan dalam data kontribusi industri jasa dalam PDB telah mencapai 60-70% . Pada saat ini kita mengenal beberapa industri jasa yang mendominasi dunia  seperti City Bank, HSBC, Microsoft, dsb.
Perkembangan di atas menuntut Manajer Operasi tidak hanya merperhatikan industri manufactur tetapi juga harus pula meperhatikan industri jasa.

2.       Costumer Focus (fokus pada pelanggan)
Yaitu suatu prinsip yang mendorong organisasi untuk memperhatikan kebutuhan konsumen dan berusaha menciptakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penerapan costumer focus dapat menciptakan daya saing bagi perusahaan melalui produk / jasa yang lebih kompetitif. Hal ini sangat penting pada zaman sekarang karena Indonesia telah menandatangani perjanjian internasional tentang perdagangan bebas misalnya, AFTA, CAFTA, APEC, dsb. Perdagangan bebas tersebut maka indonesia harus menurunkan tarif bea masuk menjadi 0 %, sehingga pasar domestik akan dibanjiri produk/jasa dari luar negeri sehingga pasar domestik akan menjadi pasar yang sangat bersaing. Tetapi sebaliknya pasar bebas dapat pula memberikan peluang kepada perusahaan domestik karena mereka dapat memasuki pasar luar negeri (export) dengan bea masuk 0 %.  Hal  tersebut (pasar domestik yang bersaing dan juga peluang pasar export) hanya dapat diatasi dan dimanfaatkan apabila perusahaan domestik memiliki daya saing tinggi melalui penerapan costumer focus.

3.       Continous Improvement (Perbaikan yang berkesinambungan)
Artinya sebuah organisasi pelu memperbaiki produk dan jasanya terus menerus agar sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan aspek penting karena kebutuhan konsumen bersifat dinamis. Artinya kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan usaha organisasi untuk memonitor perubahan kebutuhan tersebut, serta melakukan perbaikan terhadap produk dan jasa agar selalu sesuaidengan perubahan tersebut.

4.       Integrity (Keterpaduan)
Sistem Operasi tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi harus memperoleh dukungan dari elemen elemen internal organisasi maupun elemen eksternal oraganisasi. Elemen internal organisasi antara lain; Keuangan, Marketing, SDM,dsb. Elemen eksternal antara lain Suplier, sub Kontraktor, Perusahaan out sourching, distributor dsb.
Dukungan internal maupun eksternal harus terpadu dengan sistem operasi agar supaya dukungan tersebut efektif menunjang kelancaran operasi.

5.       Perhatian Pada Lingkungan
Pada masa sekarang masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan. Maka keberadaan sebuah organisasi harus dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya lingkungan dapat dibagi menjadi dua kelompok :
·         Lingkungan Fisik meliputi air (sungai, danau, laut dsb), udara, tanah, suara, temperatur, cahaya dsb.
·         Lingkungan Non Fisik meliputi ; lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, budaya dsb. Keberadaan sebuah organisasi harus dapat menjaga kelestarian lingkungan fisik serta memberi kontribusi positif pada lingkungan non fisik
Kontribusi organisasi pada lingkungan non fisik disebut Corporate Social Responsibility (CSR) yang diwujudkan diantaranya dalam bentuk :
1.       Pengembangan Komunitas ( Comunity Development)
Misalnya : membangun jalan pedesaan,membangun sarana ibadah, membangun MCK dsb.
2.       Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Misalnya : memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, memberikan peluang usaha pada masyarakat sekitar
3.       Pemberdayaan Masyarakat sekitar (empowering)
Misalnya ; memberikan pelatihan kewirausahaan pada masyarakat sekitar, memberikan pelatihan untuk peningkatan ketrampilan masyarakat sekitar agar mereka dapat membuka usaha sendiri
4.       Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat sekitar
Misal : pembangunan sekolah, madrasah, perpustakaan.
6. Globalisasi
 Sekarang Indonesia telah menandatangani perjanjian internasional yang  berhubungan dengan perdagangan bebas. Pada tahun 2010 Indonesia harus menerapkan perjanjian tersebut dengan menurunkan bea masuk menjadi 0 % untuk sejumlah produk tertentu.
Kebijakan ini akan menimbulkan dampak dan peluang sebagai berikut :
·         Dampak
Berupa peningkatan persaingan pada pasar domestik karena produk impor akan masuk ke pasar domestik dengan bea masuk 0%
·         Peluang
Perusahaan dalam negeri memiliki peluang untuk memperluas pasarnya ke pasar internasional dengan bea masuk 0%, ini disebabkan karena perdagangan bebas menganut prinsip keadilan, yaitu apabila Indonesia menurunkan bea masuk menjadi 0% maka negara lain harus menurunkan pula bea masuknya menjadi 0%.
Mengatasi dampak dan memanfaatkan peluang sebagai implikasi dari globalisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya saing perusahaan –perusahaan di Indonesia.

(disarikan dari catatan kuliah Magister Manajemen UNPAS Bandung)
By Teti Mardiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar