Selasa, 15 Maret 2011

Dialog Mencumbu Malam

Mencumbu malam
membawa jiwa terbang di langit kelam
bertemu gemintang penghias malam
adakah yang mau jadi teman menelusuri jalan malam?
sambil berbincang tentang masa silam
yang selama ini tersimpan di ruang tak bertuan
jauh terpendam di relung kalbu terdalam
dan dirangkai jadi puisi kala tengah malam
diantara getar rasa yang tak kuasa ku redam

mengapa tak ada yang menemaniku melewati panjangnya malam?
selain rintik embun dan  dinginnya malam nan kelam
tiada yang aku cumbui menjelang pagi hilangnya kelam
dalam temaram dan heningnya alam
hening dalam kesendirian pagi kan kujelang ...
bersama  harapan yang sempat kugenggam
ku tak tahu sampai kapan digenggam
karena bila terlepas mesti ada rasa yang terhempas tanpa kuasa di redam

lewati malam bersamaku, tak ada yg terhempas, karena tanganmu kugenggam ...
semakin erat kau genggam, geletar rasa di dada kian berdentam
jangan lepaskan karena geletar itu adalah nada menemani kita sepajang malam
adakah cara agar nada nada yang tercipta tiada jadi senjata yang kian dalam terhunjam..?

alirkan ke ragaku dan tiada dia ke tubuhmu menghunjam
meski tak terhunjam, bukankah alirannya kan membawa kita ke relung yang terdalam?
mungkin .. tapi bukankah itu cukup tuk lewati lorong malam
lorong malam yang temaram dan hanya berlentera suram
sebentar lagi pagi kan datang menjemput malam membawa pergi lentera suram
dan gemintang di langit kelam segera sirna berganti siang benderang yang segera datang
yakinkah kau siang yang benderang mencabut kelam dari sukmamu yang ditinggal malam?
jawabannya kan tetap bersemayam di relung hati yang terdalam

kau adalah misteri bagaikan kelam yang menundukkan malam ..
misteri yang kan menyambut pagi berseri dengan segala makna yang dalam    

2 komentar: